Air Parit Disedot ke Rutan

Untuk Penuhi Kebutuhan Penghuninya SAMARINDA. Warga binaan yang mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Sempaja, Jalan KH Wahid Hasyim II, terpaksa masih menggunakan air parit yang disedot dari drainase tepat di depan Rutan demi memenuhi sejumlah kebutuhan. Kondisi tersebut terpaksa mereka terima karena kurangnya pasokan air bersih. Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail yang dikonfirmasi media ini saat hadir dalam penyerahan remisi di Rutan Klas IIA Sempaja Sabtu (16/8) lalu, belum bisa memberikan jawaban memuaskan. Sebab masalah yang sudah sampai di telinganya itu belum menemukan solusi sampai saat ini. "Saya sudah dengar hal itu," tuturnya. Disadari Nusyirwan, kurangnya pasokan air bersih di Rutan telah lama disampaikan pegawai Rutan. Bahkan sebelum Kepala Rutan sekarang, Nurwulan Hadiprakoso menjabat. Tepatnya tahun lalu, di tempat dan acara yang sama pula, Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang berjanji akan memberi bantuan p

Air Parit Disedot ke Rutan
Untuk Penuhi Kebutuhan Penghuninya SAMARINDA. Warga binaan yang mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Sempaja, Jalan KH Wahid Hasyim II, terpaksa masih menggunakan air parit yang disedot dari drainase tepat di depan Rutan demi memenuhi sejumlah kebutuhan. Kondisi tersebut terpaksa mereka terima karena kurangnya pasokan air bersih. Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail yang dikonfirmasi media ini saat hadir dalam penyerahan remisi di Rutan Klas IIA Sempaja Sabtu (16/8) lalu, belum bisa memberikan jawaban memuaskan. Sebab masalah yang sudah sampai di telinganya itu belum menemukan solusi sampai saat ini. "Saya sudah dengar hal itu," tuturnya. Disadari Nusyirwan, kurangnya pasokan air bersih di Rutan telah lama disampaikan pegawai Rutan. Bahkan sebelum Kepala Rutan sekarang, Nurwulan Hadiprakoso menjabat. Tepatnya tahun lalu, di tempat dan acara yang sama pula, Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang berjanji akan memberi bantuan pompa air. Namun semuanya belum terealisasi. "Pada dasarnya kami sudah programkan namun belum ada solusi, kecuali akan kembali kami bicarakan dengan PDAM soal ini," ujarnya. Menanggapi hal ini, Nusyirwan merasa perlu berkoordinasi dengan PDAM dan Dinas Cipta Karya dan Tata Kota (Discipkatakot). Karena secara teknis, kebutuhan air di Rutan Sempaja melibatkan dua instansi tersebut. "Apakah nanti kerja sama dengan PDAM atau Discipkatakot, nanti kita bicarakan," tambahnya. Untuk mengetahui secara pasti kebutuhan air untuk Rutan dan kemampuan PDAM, diperlukan assessment (pengukuran ulang), sehingga persoalan air di sana benar-benar bisa dideteksi dengan baik. Termasuk mempertimbangkan sumber lain yang bisa digunakan sebagai alternatif. Jika perlu dilakukan pengeboran ulang atau memperdalam pengeboran, akan dipertimbangkan secara mendetail. "Saya sungguh-sunggu akan kordinasikan sehingga masalah ini benar-benar bisa terjawab. Kalau memang ternyata memerlukan dana yang besar, kita mungkin akan libatkan pemerintah provinsi (Pemprov, Red)," bebernya. Terpisah, Nurwulan mengakui penggunaan air parit yang disuling agar bersih, untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK) warga binaan. Jika hal itu tidak dilakukan, maka kebutuhan air di dalam tidak bisa dipenuhi. "Untuk minum tetap pakai air PDAM. Tapi kalau mandi tidak cukup pakai air PDAM. Makanya pakai air sumur yang dibor dan kita sedot dari parit di depan Rutan," pungkasnyan. (sal/lee) Sumber : sapos.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0