Antisipasi Baiat ISIS di Lapas Kedungpane Narapidana Teroris Dijenguk, Dua Pleton Polisi Dikerahkan

SEMARANG - Dua pleton personil kepolisian dikerahkan untuk memperketat pengamanan di Lapas Klas 1 Kedungpane Semarang. Pengamanan tersebut guna mengantisipasi baiat paham ISIS kepada narapidana terorisme di sana. Hal itu menyusul kedatangan 36 pengunjung dari Solo yang menemui narapida terorisme.   Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono mengatakan, dua pleton tersebut sekitar 60 personil yang terdiri dari Polrestabes Semarang dan Polsek Ngaliyan. Pasukan tersebut guna pengamanan yang bersifat situasional.   "Kami kerahkan untuk ikut membantu pengamanan dan pencegahan ikrar paham ISIS di dalam Lapas. Pengamanan dilakukan di luar dan di dalam lapas. Kami juga memeriksa bawaan 36 pengunjung yang datang dengan tiga mobil itu," katanya, Selasa (5/8).   Pihaknya menjelaskan, giat tersebut juga atas kerjasama dengan Kesbangpolinmas dan Kementrian Agama. Sebelumnya pemerintah sudah mengambil keputusan pelarangan terhadap kelom
Antisipasi Baiat ISIS di Lapas Kedungpane Narapidana Teroris Dijenguk, Dua Pleton Polisi Dikerahkan

SEMARANG - Dua pleton personil kepolisian dikerahkan untuk memperketat pengamanan di Lapas Klas 1 Kedungpane Semarang. Pengamanan tersebut guna mengantisipasi baiat paham ISIS kepada narapidana terorisme di sana. Hal itu menyusul kedatangan 36 pengunjung dari Solo yang menemui narapida terorisme.   Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono mengatakan, dua pleton tersebut sekitar 60 personil yang terdiri dari Polrestabes Semarang dan Polsek Ngaliyan. Pasukan tersebut guna pengamanan yang bersifat situasional.   "Kami kerahkan untuk ikut membantu pengamanan dan pencegahan ikrar paham ISIS di dalam Lapas. Pengamanan dilakukan di luar dan di dalam lapas. Kami juga memeriksa bawaan 36 pengunjung yang datang dengan tiga mobil itu," katanya, Selasa (5/8).   Pihaknya menjelaskan, giat tersebut juga atas kerjasama dengan Kesbangpolinmas dan Kementrian Agama. Sebelumnya pemerintah sudah mengambil keputusan pelarangan terhadap kelompok ISIS. Berkaitan dengan hal itulah, kami datang melakukan pencegahan. "Jangan sampai ada ikrar, kalau sampai ada, akan kami hentikan," jelasnya.   Kepala Pengamanan LP Klas I Kedungpane Semarang Maliki mengatakan, ada tiga narapidana teroris yang dikunjungi rombongan dari Solo itu. Ketiganya adalah Joko, Suranto, dan Sawat. Tiga narapidana tersebut berasal dari kelompok berbeda. Dalam kunjungannya, rombongan tersebut mengaku kerabat dari narapidana tersebut. "Mereka bertemu di tempat terbuka di halaman yang ada di dalam Lapas. Joko yang paling vokal," paparnya.   Maliki menambahkan, pihaknya juga melakukan pendekatan agar paham ISIS tidak tersebar di lingkungan lapas. Pendekatan tersebut dilakukan dari hati ke hati. "Ini bentuk antisipasi kami menyusul adanya 23 narapidana kasus terorisme di Nusakambangan dibaiat ke ISIS," imbuhnya.   Kemarin, sekitar pukul 12.00, rombongan dari Solo terlihat keluar dari dalam Lapas. Setelah itu, pengamanan di Lapas kembali mulai longgar. Seorang dari rombongan mengaku bingung dengan adanya penjagaan tersebut. Sebab, menurutnya, kedatangan rombongan hanya menjenguk dan tidak ada kaitannya dengan ISIS. "Cuma menjenguk biasa, kok dijaga ketat. Secara khilafah kami mendukung, tapi sama sekali kami bukan ISIS, kami beda pemikiran," tegas pria berambut putih, yang pernah dibekuk di Solo tanggal 12 Mei 2010 lalu itu.   Sementara itu, Pengurus Pusat (PP) Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI), yang merupakan gabungan perwakilan mahasiswa Perguruan Tinggi Se-Indonesia, dengan tegas menolak berkembangnya ISIS di bumi Nusantara. Pasalnya, ISIS mengancam bernegara, melukai nilai-nilai universal, dan mengancam (NKRI).   “Dengan tegas kami menolak ISIS. Harus segera ada tindakan tegas yang berwenang,” kata Sabda M. Holil, Korpus FL2MI dalam rilisnya kemarin.   Sabda mengatakan, FL2MI menyampaikan tiga sikap. Pertama, ISIS mengklaim diri Islam, dan gerakannya yang radikal dan fasisme dengan atas nama Islam. Ini berbahaya karena tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia. Kedua, gerakan separatis atas nama Islam.   Pemerintah harus mengambil sikap tegas terhadap ISIS. “Ketiga, tolak provokasi ISIS, dan meminta kepada pemuka/tokoh agama segera melakukan statemen di publik, dan mengimbau masyarakat waspada dan tenang terhadap gerakan pemecah umat,” kata mahasiswa Fakultas Usuludin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini. (har/saf)   Sumber: http://jatengpos.co/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0