Bapas Jaktim-Utara Lakukan Uji Petik Penanganan WBP High RIsk

 Jakarta, INFO_PAS – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jakarta Timur-Utara mengadakan uji petik bersama United Nation Interregional Crime and Justice Research (UNICRI), Rabu (7/9) lalu. Dengan melibatkan Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, uji petik ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi dalam penyempurnaan draf grand design penanganan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) high risk. Dilihat dari statistik, Bapas Jakarat Timur-Utara saat ini memiliki klien terorisme terbanyak se-bapas wilayah DKI Jakarta. Acara dibuka oleh Plt. Kepala Bapas Jakarta Timur-Utara, Ismono, serta dihadiri oleh dua perwakilan UNICRI, empat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), dan 25 Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Jakarta Timur-Utara. “Ada empat kategori klien high risk, yakni dinilai dari safety (keselamatan), security (keamanan), stability (kepatu

Bapas Jaktim-Utara Lakukan Uji Petik Penanganan WBP High RIsk
 Jakarta, INFO_PAS – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jakarta Timur-Utara mengadakan uji petik bersama United Nation Interregional Crime and Justice Research (UNICRI), Rabu (7/9) lalu. Dengan melibatkan Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, uji petik ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi dalam penyempurnaan draf grand design penanganan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) high risk. Dilihat dari statistik, Bapas Jakarat Timur-Utara saat ini memiliki klien terorisme terbanyak se-bapas wilayah DKI Jakarta. Acara dibuka oleh Plt. Kepala Bapas Jakarta Timur-Utara, Ismono, serta dihadiri oleh dua perwakilan UNICRI, empat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), dan 25 Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Jakarta Timur-Utara. “Ada empat kategori klien high risk, yakni dinilai dari safety (keselamatan), security (keamanan), stability (kepatuhan terhadap aturan), dan society (organisasi kejahatan),” jelas Ali dari UNICRI. Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing dimana PK dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tim PK, tim pengawasan dan penindakan, tim pendampingan, dan tim pembimbingan. Masing-masing tim memberikan pendapat dan pengalamannya masing-masing, didampingi tim dari Ditjen PAS dan UNICRI yang juga memberi masukan serta menampung permasalahan dan kendala dari para PK sehingga membuat diskusi berjalan dengan aktif. “Harapannya penanganan WBP high risk, baik ketika menjalani masa pidana maupun setelah bebas dan menjadi klien bapas tetap berkesinambungan sehingga diperlukan dukungan anggaran dan perencanaan yang baik agar dapat benar-benar diimplementasikan,” harap Ismono.         Kontributor: Yuli Rosfarita    

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0