Baru di Cianjur Pesantren Jadi Pola Pembinaan Lapa

CIANJUR, TRIBUN - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Handoyo Sudrajat, mengakui jika pola pesantren di Jabar khususnya di Kabupaten Cianjur merupakan percontohan untuk lapas yang ada di Indonesia. Namun diakui jika pola pembinaan yang juga untuk mengantisipasi dampak dari over kapasitas itu belum tentu bisa diterapkan di lapas di wilayah lain. "Memang baru di Jabar khususnya di Kabupaten Cianjur menjalankan pola pembinaan seperti ini. Tapi tentu tidak bisa seperti itu semua karena kebetulan di sini warganya (Jabar) muslim. Kalau di tempat lain kan heterogen sehingga mungkin pola dan pendekatannya berbeda," ujar Handoyo kepada awak media di Lapas Klas II B Cianjur, Rabu (21/5). Diakui Handoyo, sedikitnya lapas yang ada di 25 kanwil dari 33 kanwil yang ada di Indonesia mengalami over kapasitas. Sejauh ini pihaknya melakukan redistribusi warga binaan dari lapas yang kapasitasnya penuh ke lapas yang kapasitasnya masih memadai. Hal

CIANJUR, TRIBUN - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Handoyo Sudrajat, mengakui jika pola pesantren di Jabar khususnya di Kabupaten Cianjur merupakan percontohan untuk lapas yang ada di Indonesia. Namun diakui jika pola pembinaan yang juga untuk mengantisipasi dampak dari over kapasitas itu belum tentu bisa diterapkan di lapas di wilayah lain. "Memang baru di Jabar khususnya di Kabupaten Cianjur menjalankan pola pembinaan seperti ini. Tapi tentu tidak bisa seperti itu semua karena kebetulan di sini warganya (Jabar) muslim. Kalau di tempat lain kan heterogen sehingga mungkin pola dan pendekatannya berbeda," ujar Handoyo kepada awak media di Lapas Klas II B Cianjur, Rabu (21/5). Diakui Handoyo, sedikitnya lapas yang ada di 25 kanwil dari 33 kanwil yang ada di Indonesia mengalami over kapasitas. Sejauh ini pihaknya melakukan redistribusi warga binaan dari lapas yang kapasitasnya penuh ke lapas yang kapasitasnya masih memadai. Hal itu dilakukan sembari menunggu penambahan kapasitas di sejumlah lapas terealiasasi. "Tahun ini ada 48 UPT yang tersebar di 22 kanwil sedang dalam proses peningkatan kapasitas. Di Jabar sendiri ada tujuh UPT. Tapi hal ini bukan untuk menambah bangunan baru," ujar Handoyo. Untuk mengurangi potensi kerusuhan yang terjadi di dalam lapas, lanjut Handoyo, petugas lapas akan melakukan pendekatan secara personal. Ia menilai jika pola tersebut berhasil dilakukan untuk menghindari konflik yang terjadi di dalam lapas. Keberhasilan itu ditunjukkan dalam pelaksanaan program pesantren di dalam Lapas Klas II B Cianjur. "Adanya heterogen dan lingkungannya yang berbeda ternyata harus ada pendekatan. Meski di Cianjur hampir semuanya muslim, tapi di sini dilaporkan warga binaannya berjumlah 778 tapi petugasnya 8 orang. Tapi dengan keterbatasan personil itu, pelayanan hak dan pembinaan berjalan optimal," ujar Handoyo. (cis) Sumber : jabar.tribunnews.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0