BELAJAR BATIK DILAPAS KENDAL

Belajar batik bukan hanya dilakukan di galeri atau di pusat pelatihan, sejumlah penghuni Lapas Kelas II Kendal bahkan sudah dua tahun terakhir mengembangkan batik. Setidaknya 15 penghuni Lapas tertarik dan belajar membatik, sebagai bekal ketrampilan saat keluar dari Lapas.   Slamet Eko misalnya, sudah setahun belajar batik dan mendapatkan ilmu ini saat menjalani masa tahanan di Lapas kelas II Kendal. Awal mulanya, Eko mengaku tidak memiliki kegiatan lain selama di penjara sehingga mau tidak mau ia mengikuti pelatihan batik yang digelar Lapas.   “Saya mulai dari awal, bahkan pengetahuan batik yang saya kuasai sama sekali nol,” ungkapnya sambil tersenyum.   Kepiawaian Slamet Eko membatik dan lebih pandai dari teman temannya, mendorong lelaki yang penuh dengan tato di tubuhnya ikut lomba batik yang digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Kendal ke 409 di Tirto Arum Baru, Kamis (19/06) pagi.   Keterlibatan Eko dalam lomba batik i
BELAJAR BATIK DILAPAS KENDAL

Belajar batik bukan hanya dilakukan di galeri atau di pusat pelatihan, sejumlah penghuni Lapas Kelas II Kendal bahkan sudah dua tahun terakhir mengembangkan batik. Setidaknya 15 penghuni Lapas tertarik dan belajar membatik, sebagai bekal ketrampilan saat keluar dari Lapas.   Slamet Eko misalnya, sudah setahun belajar batik dan mendapatkan ilmu ini saat menjalani masa tahanan di Lapas kelas II Kendal. Awal mulanya, Eko mengaku tidak memiliki kegiatan lain selama di penjara sehingga mau tidak mau ia mengikuti pelatihan batik yang digelar Lapas.   “Saya mulai dari awal, bahkan pengetahuan batik yang saya kuasai sama sekali nol,” ungkapnya sambil tersenyum.   Kepiawaian Slamet Eko membatik dan lebih pandai dari teman temannya, mendorong lelaki yang penuh dengan tato di tubuhnya ikut lomba batik yang digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Kendal ke 409 di Tirto Arum Baru, Kamis (19/06) pagi.   Keterlibatan Eko dalam lomba batik ini bukan tanpa pertimbangan, pihak lapas menilai eko memiliki potensi dibidang batik. Menurut Budi, petugas lapas yang menjaga Eko selama mengikuti lomba dari 15 peserta pelatihan membatik di Lapas, Eko ini merupakan peserta terbaik, makanya nama diajukan sebagai peserta.   Lomba batik ini bertujuan upaya pelestarian budaya warisan Indonesia dan meningkatkan minat warga terhadap batik yang dikenal sejak lama sebagai kekayaan asli negeri ini. Diikuti 87 peserta, lomba ini menampilkan tema motif batik khas Kendal.   Ketua Dharma Wwanita Kendal, Idah Kusumadewi mengatakan lomba ini selain untuk memberikan apresiasi bagi warga yang menekuni dunia batik juga membuka peluang bagi para meminat batik. “Sebenarnya masyarakat yang tertarik menekuni batik banyak, namun minimnya medianya membuatnya tidak bisa mengembangkan kemampuan dalam membatik,” katanya.     Ke depan Idah Kusumadewi berharap batik Kendal juga bisa semakin berkembang dan mampu disejajarkan dengan batik dari daerah lain yang sudah terkenal. Motif batik yang menjadi penilaian juri adalah motif khas Kendal yang lebih banyak didominasi flora dan fauna. Motif kembang dan daun tembakau serta ikan serta biota laut menjadi favorit peserta/ yang menggambarkan ciri khas Kendal.   Sumber: http://www.beritakendal.com/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0