Dapat Sosialisasi Pemilu, Tahanan: Kalau Nyoblos Dibayar Piro?
Yogyakarta - Menjelang pencoblosan, warga binaan di rumah tahanan masih bingung. Ditanya akan mencoblos atau tidak, para tahanan hanya diam. Namun, mereka terlihat antusias saat melihat contoh surat suara pemilu.
Hal ini terungkap saat KPU Kota Yogyakarta menggelar sosialisasi pemilu di rumah tahanan kelas 2A Wirogunan Yogyakarta, Senin (7/4/2014). Sosialisasi ini dipusatkan di masjid yang berada di dalam rutan dan diikuti ratusan tahanan.
Para tahanan mengaku tidak paham dengan pemilu. Apalagi mereka baru menerima sosialisasi menjelang pemilu. Mereka juga awam dengan caleg-caleg atau calon DPD yang akan dicoblos.
Saat diskusi berjalan, tahanan bertanya banyak hal. Di antaranya apa yang mereka dapatkan jika mencoblos.
"Bu, <I>nek nyoblos ki dibayar piro. Terang-terangan wae </I>(Bu, kalau nyoblos itu dibayar berapa. Terang-terangan saja)," kata salah seorang tahanan.
Ada lagi yang bertanya, "<I>Nek nyoblos aku milih sing pal
Yogyakarta - Menjelang pencoblosan, warga binaan di rumah tahanan masih bingung. Ditanya akan mencoblos atau tidak, para tahanan hanya diam. Namun, mereka terlihat antusias saat melihat contoh surat suara pemilu.
Hal ini terungkap saat KPU Kota Yogyakarta menggelar sosialisasi pemilu di rumah tahanan kelas 2A Wirogunan Yogyakarta, Senin (7/4/2014). Sosialisasi ini dipusatkan di masjid yang berada di dalam rutan dan diikuti ratusan tahanan.
Para tahanan mengaku tidak paham dengan pemilu. Apalagi mereka baru menerima sosialisasi menjelang pemilu. Mereka juga awam dengan caleg-caleg atau calon DPD yang akan dicoblos.
Saat diskusi berjalan, tahanan bertanya banyak hal. Di antaranya apa yang mereka dapatkan jika mencoblos.
"Bu, <I>nek nyoblos ki dibayar piro. Terang-terangan wae </I>(Bu, kalau nyoblos itu dibayar berapa. Terang-terangan saja)," kata salah seorang tahanan.
Ada lagi yang bertanya, "<I>Nek nyoblos aku milih sing paling ayu</I> (kalau nyoblos, saya mau pilih yang paling cantik).
Komisioner KPU Kota Yogyakarta Sri Surani mengatakan, warga binaan di rutan memilik hak yang sama untuk menggunakan hak pilihnya. Sehingga mereka harus mendapatkan informasi pemilu. Pihaknya mengakui, informasi yang didapat warga rutan masih terbatas karena akses informasinya juga terbatas.
"Nilai suara warga rutan sama satu suara dihitung satu. Dan suaranya juga menentukan perjalanan bangsa lima tahun ke depan," kata perempuan anggota komisioner di Bidang Divisi Sosialisasi dan Humas ini.
Di rutan kelas 2A Yogyakarta ini terdapat 181 orang yang memiliki hak untuk memilih pada pemilu 2014. Mereka terdiri dari 146 tahanan dan 35 narapidana.
Sumber : detiknews