DISKUSI NAPI TERORIS, ICEC HADIRKAN NATIVE SPEAKER
Jakarta, INFO_PAS – Klub Bahasa Inggris Pemasyarakatan atauIndonesian Corrections English Club (ICEC) kembali menggelar pertemuan rutin para anggotanya, Kamis (27/2) bertempat di Graha Bhakti Pemasyarakatan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Pertemuan dwi mingguan kali ini diisi dengan pemaparan materi dan diskusi tentang narapidana teroris dengan menghadirkan native speaker dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP), Mike Pannek.
Dalam materi yang disampaikannya, Pannek menjelaskan bahwa Ditjen PAS semakin intensif memberikan perhatian dan pembinaan kepada para napi teroris, terutama sejak peristiwa pengeboman di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Program pembinaan terhadap napi teroris di Indonesia bisa lebih maksimal bila tidak terjadi kelebihan kapasitas,
Jakarta, INFO_PAS – Klub Bahasa Inggris Pemasyarakatan atauIndonesian Corrections English Club (ICEC) kembali menggelar pertemuan rutin para anggotanya, Kamis (27/2) bertempat di Graha Bhakti Pemasyarakatan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS). Pertemuan dwi mingguan kali ini diisi dengan pemaparan materi dan diskusi tentang narapidana teroris dengan menghadirkan native speaker dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP), Mike Pannek.
Dalam materi yang disampaikannya, Pannek menjelaskan bahwa Ditjen PAS semakin intensif memberikan perhatian dan pembinaan kepada para napi teroris, terutama sejak peristiwa pengeboman di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Program pembinaan terhadap napi teroris di Indonesia bisa lebih maksimal bila tidak terjadi kelebihan kapasitas, adanya klasifikasi/risk assessment, adanya strategi penanganan napi teroris yang lebih terarah, konsistensi dalam mengaplikasikan prosedur pengamanan, serta adanya rehabilitasi bagi para napi teroris,†sebut Pannek yang pernah menjabat sebagai kalapas di Amerika.
Pannek juga menegaskan pentingnya kehadiran psikolog dan pemuka agama dalam menangani napi teroris. Menurut pria paruh baya yang pernah mengemban tugas di Irak dan Afganistan ini, “Hal tersebut karena para napi teroris cenderung menutup diri dan mayoritas hanya mau berkomunikasi dengan pihak medis di lapas/rutan.â€
Ia kemudian bercerita tentang pengalamannya mengunjungi Lapas Cipinang beberapa tahun lalu kala bertemu napi teroris, M. Saynudin. “Penting bagi Pemasyarakatan di Indonesia untuk mengklasifikasi para napi teroris, apakah mereka hanya pada level bawah atau berada di level ideologi, sehingga penangan terhadap mereka bisa lebih mengena,†ujarnya.
Para anggota ICEC tampak serius mendengarkan penyampaian Pannek dan tidak segan mengajukan sejumlah pertanyaan sebagai bahan diskusi. Seperti yang diajukan oleh Aliandra Harahap dari Lapas Salemba. Ia mengatakan bahwa banyak dari petugas Pemasyarakatan yang diliputi dilema terkait pemberian remisi kepada napi teroris.
“Bila tidak memberikan remisi, maka kami akan dianggap melanggar aturan dan sejumlah pihak seperti LSM atau pegiat hak asasi manusia akan merespon negatif,†sebut Aliandra.
Sementara itu I Gede Nyoman Surya Astika dari Ditjen PAS lebih menyoroti terkait isu penindasan napi di penjara Guantanamo Amerika dalam menginvestigasi dan mencari data terorisme. Adapula yang menyinggung tentang hak asasi manusia terhadap napi teroris.
Diakhir pertemuan, Pannek mengingatkan kembali tentang bahaya pengaruh radikalisme, terkait pencampuran napi teroris dengan napi lainnya. “Isu terorisme akan semakin kompleks mengingat radikalisme yang semakin besar, rekruitmen anggota baru, serta napi teroris yang cenderung menjalin koneksi dengan napi narkoba untuk mendanai aksi teror mereka,†sebut Pannek.
ICEC merupakan forum diskusi dan komunikasi pegawai Pemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kemampuan ber-Bahasa Inggris, khususnya terkait isu-isu Pemasyarakatan. Klub ini diresmikan pada tahun 2013 oleh Dirjen PAS, yang saat itu dijabat oleh Mochamad Sueb.