Hari ini, Penghuni Lapas Jalani VCT
BALIKPAPAN - Jika tidak ada aral melintang, puluhan penghuni Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (Lapas) Kelas II A Balikpapan, pada Selasa (13/5) pagi, bakal menjalani tes untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak. Sebelum diambil darahnya dan dites, mereka terlebih dahulu akan diberikan konseling seputar cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang benar.
“Tesnya bernama voluntary counseling test atau disingkat VCT. Selain di Lapas, tes serupa sudah pernah kami lakukan di Rumah Tahanan, serta mereka yang terjaring razia di Kantor Satpol PP,†kata Wakil Ketua LSM Laskar Pita Merah, Asri Wahyuningsih di kantornya, Minggu (11/5) kemarin.
Dijelaskan Asri-akrab Asri Wahyuningsih disapa, pelaksanaan VCT terbuka bagi siapa saja yang ingin memastikan diri tidak tertular HIV. Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat yang justru takut sehingga menghindar ketika ditawari VCT.
“Karena sifatnya sukarela, kami tidak bisa memak
BALIKPAPAN - Jika tidak ada aral melintang, puluhan penghuni Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (Lapas) Kelas II A Balikpapan, pada Selasa (13/5) pagi, bakal menjalani tes untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak. Sebelum diambil darahnya dan dites, mereka terlebih dahulu akan diberikan konseling seputar cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang benar.
“Tesnya bernama voluntary counseling test atau disingkat VCT. Selain di Lapas, tes serupa sudah pernah kami lakukan di Rumah Tahanan, serta mereka yang terjaring razia di Kantor Satpol PP,†kata Wakil Ketua LSM Laskar Pita Merah, Asri Wahyuningsih di kantornya, Minggu (11/5) kemarin.
Dijelaskan Asri-akrab Asri Wahyuningsih disapa, pelaksanaan VCT terbuka bagi siapa saja yang ingin memastikan diri tidak tertular HIV. Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat yang justru takut sehingga menghindar ketika ditawari VCT.
“Karena sifatnya sukarela, kami tidak bisa memaksa orang untuk di-VCT. Padahal mereka yang mengklaim dirinya sebagai orang baik-baik, belum tentu terbebas dari HIV,†terang dia.
Di Lapas maupun Rutan, ia mencontohkan, kegiatan berisiko tertularnya HIV/AIDS sangat memungkinkan terjadi. Di antaranya, penggunaan alat untuk membuat tato yang digunakan secara bergantian. Belum lagi kegiatan berisiko lainnya yang dilakukan sebelum mereka masuk ke Rutan dan Lapas.
“Sekarang ini kasus penularan HIV justru banyaknya dari kalangan IRT (ibu rumah tangga, Red). Artinya, orang yang kesehariannya di rumah, ngurus anak, nyuci, masak dan lainnya, tidak bisa dijamin bebas HIV. Penularan itu bisa dilakukan oleh suaminya, mungkin ketika di luar pernah ‘jajan’, atau si suami bikin tato dengan jarum yang tidak steril, dan lainnya,†terang Asri.
Oleh karenanya, ia menekankan, kepastian apakah seseorang positif atau tidak tertular HIV sangatlah penting. Satu orang yang tertular HIV, bisa menjangkiti orang lain apalagi orang terdekatnya.
Lebih lanjut Asri memaparkan, cara pencegahan yang efektif yakni menghindari tindakan berisiko tertularnya HIV AIDS, yakni tidak melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan, memastikan penggunaan jarum suntik yang steril, dan lainnya.
Sedangkan untuk mengetahui apakah seseorang positif HIV/AIDS atau tidak, hanya bisa dilakukan melalui VCT di mana seseorang diambil sampel darahnya kemudian dilakukan uji laboratorium. “Hasil VCT dijamin kerahasiaannya, artinya hanya orang yang dites yang tahu akan hasilnya. Ingat, AIDS sampai sekarang beluma ada obatnya,†katanya mewanti-wanti.(yud)
Sumber: http://kotabalikpapan.net