Hilangkan Trauma Pascagempa di Palu, Ditjen PAS Terjunkan Tim Psikolog

Palu, INFO_PAS - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) melalui Tim Penegakan Hukum dan Layanan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pascagempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah memberikan bantuan dalam bentuk dukungan psikososial melalui trauma healing kepada petugas Pemasyarakatan, Senin (3/12). Pasalnya, gempa bumi yang mengakibatkan tsunami dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, menimbulkan trauma tersendiri bagi masyarakat Palu, termasuk petugas Pemasyarakatan. Apalagi petugas Pemasyaarakatan adalah pembina WBP sehingga harus lebih kuat dibanding WBP yang dibinanya. Psikolog Lembaga Pemasyarayarakatan (Lapas) Cipinang yang memberikan dukungan psikososial, Winanti, menyampaikan masih ada beberapa petugas yang mengalami trauma mendalam akibat gempa dan tsunami. “Banyak petugas yang mengalami kecemasan (unsietas) karena gempa. Misalnya, saat mendengar suara pintu atau pintu bergerak, langsung panik,” terangnya. [caption id="attac

Hilangkan Trauma Pascagempa di Palu, Ditjen PAS Terjunkan Tim Psikolog
Palu, INFO_PAS - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) melalui Tim Penegakan Hukum dan Layanan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pascagempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah memberikan bantuan dalam bentuk dukungan psikososial melalui trauma healing kepada petugas Pemasyarakatan, Senin (3/12). Pasalnya, gempa bumi yang mengakibatkan tsunami dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, menimbulkan trauma tersendiri bagi masyarakat Palu, termasuk petugas Pemasyarakatan. Apalagi petugas Pemasyaarakatan adalah pembina WBP sehingga harus lebih kuat dibanding WBP yang dibinanya. Psikolog Lembaga Pemasyarayarakatan (Lapas) Cipinang yang memberikan dukungan psikososial, Winanti, menyampaikan masih ada beberapa petugas yang mengalami trauma mendalam akibat gempa dan tsunami. “Banyak petugas yang mengalami kecemasan (unsietas) karena gempa. Misalnya, saat mendengar suara pintu atau pintu bergerak, langsung panik,” terangnya. [caption id="attachment_69589" align="aligncenter" width="300"] dukungan psikososial[/caption] Ia menjelaskan metode yang digunakan dalam menangani kecemasan yang masih dialami oleh petugas bisa melalui hipnoterapi konvesional atau hipnotis dengan menutup mata dan awake hipnoterapi atau dipnotis dengan mata terbuka. Kali ini, tim psikolog yang diterjunkan oleh Ditjen PAS menerapkan awake hipnoterapi. “Mereka (petugas) kami hipnoterapi melalu awake hipnoterapi, tapi memang tidak banyak karena mungkin malu dan tempatnya juga mungkin harus tertutup. Sepertinya harus dibuatkan posko khusus untuk penanganan trauma. Jadi, penanganan trauma itu membutuhkan waktu,” lanjut Winanti. Petugas yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah lebih kurang 50 orang yang berasal dari Lapas Palu, Lapas Perempuan Palu, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Palu, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Palu, Balai Pemasyarakatan Palu, dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Palu yang dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dipusatkan di Lapas Palu pada Senin (3/12), sedangkan gelombang kedua pada Selasa (4/12) dipusatkan di Rutan Palu.  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0