Malang, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang menjadi tuan rumah dan saksi sebuah program terobosan bersama Jeere Foundation, Koperasi Pemasyarakatan Indonesia (KOPASINDO) dan Nuro, Jumat (31/7) lalu. Program ini selain digunakan sebagai unsur pembinaan, juga memaksimalkan potensi kreativitas, keahlian dan keterampilan berupa sistem solusi manajemen digital yang membantu menyalurkan dan mengelola pelbagai hasil keterampilan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Dalam kesempatan itu, hadir Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, Susy Susilawati seraya menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Lapas Malang dengan PT. Adikarya Cipta Abadi terkait pengembangan dan penyaluran hasil karya unggulan program pembinaan WBP. Ini menjadi sebuah model kerja sama yang terintegrasi atas fungsi pembinaan WBP dengan stakeholder di sekitarnya yang berpotensi ikut berkontribusi meningkatkan perekonomian dan menurunkan tingkat residivisme di wilayah tersebut.
“Citra negatif WBP dan lapas sudah melekat dimata publik. Oleh karena itu, segala usaha terkait pembinaan yang terintegrasi dengan melibatkan para pihak di satu sisi dan pengawasan disisi yang lain harus ditopang dengan suatu terobosan sistem baru terutama yang terkait dengan penyimpangan oleh uang tunai di dalam penjara,†tegas Susy.
Salah satu sistem manajemen digital yang hari itu diluncurkan adalah dompet elektronik (Jeera Wallet) agar para WBP dapat menggunakan pembelian cukup dengan otentifikasi melalui sidik jari mereka dan tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam penjara karena selain tidak aman, juga berpotensi menjadi alat untuk penyelewengan.
[caption id="attachment_65429" align="aligncenter" width="300"]

Kakanwil Jatim[/caption]
Selain itu, digitalisasi dana tunai dapat diawasi keabsahan sumber dana dan kerahasiaan data pemilik akun. Jadi, sistem ini tidak saja menunjang kegiatan penyelenggaraan kebutuhan sehari-hari tambahan yang disediakan oleh KOPASINDO, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mengawasi lalu lintas uang di dalam penjara yang tadinya perputaran uang tunai sulit diawasi kini menjadi mudah karena berbasis dijital.
“Penjara kini menjadi lingkungan
cashless,†tambah Susy.
Dengan sistem ini, maka potensi kreativitas WBP di dalam penjara seluruh Indonesia dapat tersalurkan dan melalui kegiatan pembinaan atau
capacity building untuk para WBP, maka hasil karya mereka akan meningkat kualitasnya, diminati pasar, dan pada akhirnya menciptakan kesejahteraan bagi mereka untuk selanjutnya sistem ini akan dapat ditumbuh kembangkan sesuai dengan kebutuhan lapas diseluruh Indonesia.
Salah satu pemrakarsa Jeera Foundation, Rino Lande, menyampaikan ekosistem dan pelayanan ini sangat cocok bagi WBP dan yang telah kembali ketengah-tengah masyarakat karena mereka dapat berusaha mandiri dengan menyalurkan hasil karya dan brand mereka sendiri.
“Seluruh solusi manajemen usaha dijital ini tidak menggunakan sumber dana negara. Jadi, 100% swadaya Jeera Foundation,†pungkasnya.
Kontributor: Adib