
Mojokerto (beritajatim.com) - Berbagai kerajinan tangan dihasilkan sejumlah warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Mojokerto. Tak hanya dijual di kalangan sendiri, mengikuti sejumlah pameran, karya mereka seperti paving sudah mensuplai kebutuhan untuk developer.
Sebuah ruangan di ujung lorong blok napi yang ada di bagian belakang menjadi bengkel bagi mereka. Berbagai aktifitas dilakukan sejumlah para napi setiap hari. Seperti membuat paving, sepatu dan sandal, bola, tempat tisu dari koran bekas sampai patung dari batu kali. Mereka yang terlibat langsung harus benar-benar menguasai pembuatan kerajinan tersebut untuk menjaga kualitas.
Kepala Lapas Kelas II B Kota Mojokerto, Urip Herunadi mengatakan, kerajinan yang dihasilkan para napi sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu. "Kemarin, kerajinan mereka baru ikut pameran di Lapas Lowokwaru, Malang. Dalam waktu satu hari saja, kerajinan yang dibawa habis," ungkapnya, Rabu (30/04/2014).
Dari sejumlah kerajinan yang dihasilkan, sepatu dan sandal bermerk Pas'Ena Wbp Production menjadi produk andalan. Dengan harga Rp55 ribu per pasang, sepatu dan sandal tersebut dilengkapi garansi hingga satu tahun. Kerajinan tersebut, lanjut Heru untuk memupuk kreatifitas dan keahlian para napi juga tujuannya agar para napi tidak stres menjalani masa hukumannya.
"Seperti paving, pemasarannya sudah jelas. Kita sudah ada kontrak dengan sebuah developer di kawasan utara sungai. Harga yang kita tawarkan juga miring, jika harga umum Rp50 ribu per meter persegi, di kita hanya Rp35 ribu per meter persegi. Kita tidak pentingkan untung tapi pemasukan untuk para napi sudah jelas," jelasnya. [tin/kun]
Sumber : beritajatim.com