Kegiatan Ramadan WBP, Belajar Jadi Imam, Tadarus, Hingga Sanlat

Kegiatan Ramadan WBP, Belajar Jadi Imam, Tadarus, Hingga Sanlat

Jember, INFO_PAS - - Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dikelompokkan saat mengikuti kegiatan Ramadan di Masjid Al Ikhlas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jember, Senin (4/4). Mereka mendapatkan materi menjadi imam salat dengan kaidah yang benar.

Dengan melibatkan pemateri dari kalangan WBP sendiri, kegiatan Ramadan tersebut terasa khusyu, namun tidak kaku. “WBP antusias mengikuti kegiatan Ramadan. Mereka merasa lebih dekat dengan pemateri. Jadi, mereka tidak sungkan maupun canggung untuk bertanya perihal rukun dan kesempurnaan salat,” ungkap petugas pembinaan Lapas Jember, Prawono.

Ia menjelaskan pemateri yang terlibat merupakan WBP dengan ilmu agama yang mumpuni. “Pematerinya Ustaz Imam Bahroni, dari kalangan WWBP sendiri,” tambah Pranowo.

Rencananya, Lapas Jember akan memberi materi seputar Ramadan lainnya, seperti perawatan jenazah, pelatihan azan dan bilal, pelatihan MC keagamaan, Tawassul dan doa istigasah, serta tajwid dalam membaca Al-Quran. “Kami sangat berterima kasih kepada Kepala Lapas (Kalapas) karena teleh memfasilitasi kegiatan ini. Kami harap WBP menjadi kader-kader, menjadi ustaz yang bisa dibutuhkan masyarakat,” harap Prawono.

Di tempat berbeda, Lapas Perempuan Kelas III Ambon memberikan kesempatan bagi WBP mengikuti Tarawih dan Tadarus Al-Qur’an di Masjid An-Nur, Senin (4/4) malam. Sebelumnya, pembinaan kerohanian sudah rutin digelar agar WBP bertaubat dan selalu ingat kepada Sang Pencipta sekaligus menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya.

“Kegiatan tersebut sangat penting untuk memupuk dan meningkatkan keimanan WBP. Hal itulah yang menjadi salah satu dasar penyelengaraan Tadarus Al-Qur’an di Lapas Perempuan Ambon,” terang Kepala Subseksi Pembinaan, Wa Otje.

Kalapas Perempuan Ambon, Ellen M. Risakotta, berharap dengan kegiatan keagamaan selama Ramadan, WBP dapat memanfaatkan momentum ini untuk kembali merefleksikan diri mereka sehingga sikap dan kepribadiaannya menjadi lebih baik lagi. “Semoga WBP setelah bebas memiliki bekal untuk kembali bersosialisasi dan diterima dengan baik di masyarakat,” harapnya.

Dari Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan, perwakilan WBP bersama-sama membaca Surah Yasin, Tahlil, dan doa hingga azan berkumandang, Senin (4/4). Mereka juga difasilitasi bergantian melakukan tadarus Al-Qur’an untuk menghiasi malam-malam Ramadan di Lapas Narkotika Karang Intan.

Kalapas Narkotika Karang Intan, Wahyu Susetyo, mengungkapkan ini merupakan kegiatan rutin tahunan agar WBP tetap bisa merasakan sukacita Ramadan seperti saat mereka masih berada di luar. “Ramadan merupakan bulan yang mulia. Mayoritas WBP di sini Muslim. Jadi, kami memfasilitasi agar mereka bisa mengisinya dengan kegiatan-kegiatan khas dan merasakan suasana Ramadan,” ujarnya.

“Mereka pasti merindukan kebersamaan Ramadan dengan keluarga, rindu berbuka bersama anak dan istri. Dengan adanya kegiatan ini, setidaknya sedikit mengobati kerinduan itu,” tambah Wahyu.

Ia menekankan pelaksanaan kegiatan selama Ramadan tetap dalam pengawasan petugas yang berjaga guna mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. “Kami sudah membuat jadwal harian. Jadi, mereka di tiap-tiap blok secara bergantian mengikuti kegiatan yang dipusatkan di Masjid At-Taubah dengan pengawasan petugas karena kami ingin ibadah tetap berlangsung, kondusivitas lingkungan Lapas tetap terjaga,” ucap Kalapas.

Dari Lapas Kelas III Rangkasbitung, sebanyak 170 WBP beragama Islam mengikuti pesantren kilat di Pondok Pesantren Al-Maghfiroh yang dibuka secara resmi oleh Kalapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto, Selasa (5/4). Kegiatan ini dilakukan guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan WBP. Rencananya, mereka akan menjalani kegiatan membaca dan menulis Al-Qur'an, Tarawih berjamaah di setiap kamar, hingga Tadarus Al-Qur'an.

"Kami membuat kegiatan pesantren kilat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan WBP, memberantas buta aksara Al-Qur'an, dan mendorong kelas tahfiz Qur’an makin aktif untuk mengisi kegiatan selama Ramadan," ucap Budi.

Kata Budi, pesantren kilat berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga azan Magrib berkumandang. Pada waktu Zuhur, para WBP diperbolehkan beristirahat sejenak. Kegiatan ini juga merupakan satu syarat bagi WBP jika ingin mendapat Remisi. Penilaian dilihat dari keaktifan, semangat, dan lainnya dari WBP di setiap kegiatan.

"Betul, akan jadi penilaian, jadi salah satu instrumen dalam Sistem Penilaian Perilaku Narapidana. Kalau aktif dan semangat, akan kami dorong yang telah memenuhi syarat. Saat ini belum ada karena masih berjalan. Nanti kami sampaikan lagi usulannya," pungkasnya. (IR)

 

Kontributor: Lapas Jember, LPP Ambon, LPN Karang Intan, Lapas Rangkasbitung

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0