LAPAS MADIUN BERKOMITMEN BERANTAS NARKOBA

Madiun - Lapas Madiun secara tegas berkomitmen dalam pemberantasan Narkoba,pihaknya sudah berjuang untuk menghilangkan peredaran narkotika di lapas. Di sisi lain, dia tidak harus malu menjawab ketika ditanya peredaran disinyalir masih ada. Ini terbukti beberapa waktu ketika razia rutin masih ditemukan bungkus plastik yang diduga kuat sebelumnya digunakan untuk menyimpan narkotika jenis sabu tercecer di tempat sampah. ‘’Saya sudah komitmen tidak melakukan pembiaran terhadap upaya memasok narkotika ke lapas,’’ tegasnya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun Pargiyono juga menyampaikan, sering kali terdapat orang yang tertangkap dan memberikan pengakuan yang menyuruh napi yang ditahan ditahan di Lapas Klas I Madiun. Padahal, itu hanya s
Madiun - Lapas Madiun secara tegas berkomitmen dalam pemberantasan Narkoba,pihaknya sudah berjuang untuk menghilangkan peredaran narkotika di lapas. Di sisi lain, dia tidak harus malu menjawab ketika ditanya peredaran disinyalir masih ada. Ini terbukti beberapa waktu ketika razia rutin masih ditemukan bungkus plastik yang diduga kuat sebelumnya digunakan untuk menyimpan narkotika jenis sabu tercecer di tempat sampah. ‘’Saya sudah komitmen tidak melakukan pembiaran terhadap upaya memasok narkotika ke lapas,’’ tegasnya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun Pargiyono juga menyampaikan, sering kali terdapat orang yang tertangkap dan memberikan pengakuan yang menyuruh napi yang ditahan ditahan di Lapas Klas I Madiun. Padahal, itu hanya sekadar alibi untuk memutus pengembangan penyidikan. Terbukti, ketika dicek tidak ada nama-nama napi sesuai keterangan pelaku yang tertangkap. ‘’Ya maksudnya beralibi untuk memutus pengembangannya. Sudah sering itu,’’ sebutnya.
Sejumlah media massa Surabaya ramai mengekspos keterlibatan oknum narapidana yang berinisial BD dari kasus paket ganja namun ini hanya dugaan media yang belum terklarifikasi, hal ini mengagetkan Kalapas Kelas I Madiun Pargiyono, ‘’BD atau Bunder sudah bebas lima bulan lalu. Saya juga bingung kenapa disebut dikendalikan dari Lapas Madiun,’’ kata Pargiyono usai acara di mapolresta, kemarin (23/6).
Menurut Pargiyono, sampai hari kemarin belum ada penyidik Satreskoba Polrestabes Surabaya yang datang ke Lapas Madiun untuk meminta keterangan. Sebenarnya pihaknya sangat terbuka apabila pihak kepolisian mencurigai keterlibatan napi lapas. Dia mencontohkan hubungan dengan Polres Madiun Kota yang sudah terjalin dengan baik. Jika ada pengungkapan dari internal lapas pasti dilaporkan ke pihak Satreskoba Polresta. ‘’Beberapa kali pengungkapan langsung kami laporkan,’’ ungkap Pargiyono.
Sejumlah media online menuliskan keterlibatan napi bernama bunder, Pargitono menyebut Bunder merupakan napi perkara narkotika pindahan dari Rutan Medaeng. ‘’Kalau nama asli masih saya minta cek dulu. Kalau Bunder itu sudah bebas lama, tapi akan saya cek lagi di buku register,’’ ujarnya.
Yang patut diketahui, masih ada keterbatasan di Lapas Klas I Madiun. Ketersediaan petugas tidak sebanding dengan narapidana narkotika yang jumlahnya mencapai dua per tiga dari total penghuni 1.247 orang. Dan juga, sarana prasarana pendukung yang kurang untuk menghalau dan menekan peredaran. ‘’Tapi kami tetap berupaya keras dengan rutin melakukan razia dan memanfaatkan SDM yang ada,’’ ujarnya.
Dijelaskan, personel kekuatan lapas saat ini hanya 149 orang. Padahal, idealnya minimal 200. Dia menambahkan, di Lapas Klas I Madiun juga kondisinya over kapasitas mencapai 300 persen. Lapas Madiun seharusnya menampung maksimal 500 narapidana, tapi sampai kemarin dihuni total 1.247 warga binaan.
What's Your Reaction?
Madiun - Lapas Madiun secara tegas berkomitmen dalam pemberantasan Narkoba,pihaknya sudah berjuang untuk menghilangkan peredaran narkotika di lapas. Di sisi lain, dia tidak harus malu menjawab ketika ditanya peredaran disinyalir masih ada. Ini terbukti beberapa waktu ketika razia rutin masih ditemukan bungkus plastik yang diduga kuat sebelumnya digunakan untuk menyimpan narkotika jenis sabu tercecer di tempat sampah. ‘’Saya sudah komitmen tidak melakukan pembiaran terhadap upaya memasok narkotika ke lapas,’’ tegasnya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun Pargiyono juga menyampaikan, sering kali terdapat orang yang tertangkap dan memberikan pengakuan yang menyuruh napi yang ditahan ditahan di Lapas Klas I Madiun. Padahal, itu hanya s

Madiun - Lapas Madiun secara tegas berkomitmen dalam pemberantasan Narkoba,pihaknya sudah berjuang untuk menghilangkan peredaran narkotika di lapas. Di sisi lain, dia tidak harus malu menjawab ketika ditanya peredaran disinyalir masih ada. Ini terbukti beberapa waktu ketika razia rutin masih ditemukan bungkus plastik yang diduga kuat sebelumnya digunakan untuk menyimpan narkotika jenis sabu tercecer di tempat sampah. ‘’Saya sudah komitmen tidak melakukan pembiaran terhadap upaya memasok narkotika ke lapas,’’ tegasnya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun Pargiyono juga menyampaikan, sering kali terdapat orang yang tertangkap dan memberikan pengakuan yang menyuruh napi yang ditahan ditahan di Lapas Klas I Madiun. Padahal, itu hanya sekadar alibi untuk memutus pengembangan penyidikan. Terbukti, ketika dicek tidak ada nama-nama napi sesuai keterangan pelaku yang tertangkap. ‘’Ya maksudnya beralibi untuk memutus pengembangannya. Sudah sering itu,’’ sebutnya.
Sejumlah media massa Surabaya ramai mengekspos keterlibatan oknum narapidana yang berinisial BD dari kasus paket ganja namun ini hanya dugaan media yang belum terklarifikasi, hal ini mengagetkan Kalapas Kelas I Madiun Pargiyono, ‘’BD atau Bunder sudah bebas lima bulan lalu. Saya juga bingung kenapa disebut dikendalikan dari Lapas Madiun,’’ kata Pargiyono usai acara di mapolresta, kemarin (23/6).
Menurut Pargiyono, sampai hari kemarin belum ada penyidik Satreskoba Polrestabes Surabaya yang datang ke Lapas Madiun untuk meminta keterangan. Sebenarnya pihaknya sangat terbuka apabila pihak kepolisian mencurigai keterlibatan napi lapas. Dia mencontohkan hubungan dengan Polres Madiun Kota yang sudah terjalin dengan baik. Jika ada pengungkapan dari internal lapas pasti dilaporkan ke pihak Satreskoba Polresta. ‘’Beberapa kali pengungkapan langsung kami laporkan,’’ ungkap Pargiyono.
Sejumlah media online menuliskan keterlibatan napi bernama bunder, Pargitono menyebut Bunder merupakan napi perkara narkotika pindahan dari Rutan Medaeng. ‘’Kalau nama asli masih saya minta cek dulu. Kalau Bunder itu sudah bebas lama, tapi akan saya cek lagi di buku register,’’ ujarnya.
Yang patut diketahui, masih ada keterbatasan di Lapas Klas I Madiun. Ketersediaan petugas tidak sebanding dengan narapidana narkotika yang jumlahnya mencapai dua per tiga dari total penghuni 1.247 orang. Dan juga, sarana prasarana pendukung yang kurang untuk menghalau dan menekan peredaran. ‘’Tapi kami tetap berupaya keras dengan rutin melakukan razia dan memanfaatkan SDM yang ada,’’ ujarnya.
Dijelaskan, personel kekuatan lapas saat ini hanya 149 orang. Padahal, idealnya minimal 200. Dia menambahkan, di Lapas Klas I Madiun juga kondisinya over kapasitas mencapai 300 persen. Lapas Madiun seharusnya menampung maksimal 500 narapidana, tapi sampai kemarin dihuni total 1.247 warga binaan.
What's Your Reaction?






