Lapas Terbuka NK Rintis Budidaya Cacing ANC

Nusakambangan, INFO_PAS – Tingginya potensi pakan lokal dan tingginya permintaan menjadikan bisnis budidaya cacing cukup menggiurkan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Hal ini pun menarik minat Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Nusakambangan, Mochamad Alimi, untuk bekerja sama dengan pebudidaya cacing ANC asal Kabupaten Cilacap, Trisetyo, untuk membudidayakannya di lapas tersebut. Program budidaya cacing ANC pun mendapat dukungan dari Kepala Lapas Terbuka Nusakambangan, Ahmad Hardi, demi menambah variasi pembinaan kemandirian yang sudah ada. “Meskipun anggaran terbatas, kita tidak boleh patah semangat untuk terus bekerja keras dan berinovasi dalam bekerja. Nantinya akan kita evaluasi perkembangan dan kelanjutannya,” tegasnya, Rabu (15/3). Sementara itu, Trisetyo menjelaskan sebagai awal program awal budidaya cacing dipelihara 25 kg indukan cacing ANC dewasa dengan masa tunggu pa

Lapas Terbuka NK Rintis Budidaya Cacing ANC
Nusakambangan, INFO_PAS – Tingginya potensi pakan lokal dan tingginya permintaan menjadikan bisnis budidaya cacing cukup menggiurkan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Hal ini pun menarik minat Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Nusakambangan, Mochamad Alimi, untuk bekerja sama dengan pebudidaya cacing ANC asal Kabupaten Cilacap, Trisetyo, untuk membudidayakannya di lapas tersebut. Program budidaya cacing ANC pun mendapat dukungan dari Kepala Lapas Terbuka Nusakambangan, Ahmad Hardi, demi menambah variasi pembinaan kemandirian yang sudah ada. “Meskipun anggaran terbatas, kita tidak boleh patah semangat untuk terus bekerja keras dan berinovasi dalam bekerja. Nantinya akan kita evaluasi perkembangan dan kelanjutannya,” tegasnya, Rabu (15/3). Sementara itu, Trisetyo menjelaskan sebagai awal program awal budidaya cacing dipelihara 25 kg indukan cacing ANC dewasa dengan masa tunggu panen 3-4 bulan kemudian. Selanjutnya bisa dilakukan panen rutin setiap bulannya dengan harga Rp 25.000,-/kg. Untuk itu, Lapas Terbuka Nusakambangan menyiapkan tiga unit rak dengan masing-masing rak empat susun berkapasitas 50-150 kg cacing. “Perawatannya cukup mudah dengan menggunakan media yang ada di sekitar lapas seperti tepes kelapa, jerami padi, tebog/batang pisang, dan tletong/kotoran sapi yang masih basah sebagai media sekaligus pakan cacing. Disamping itu, buah dan sayuran yang telah basi juga bisa dijadikan pakan,” ungkapnya, Lebih lanjut, Trisetyo menjelaskan prospek budidaya cacing ANC cukup menggiurkan mengingat permintaan pasar dan ketersediaannya belum terpenuhi di wilayah Cilacap dan sekitarnya. “Cacing ANC banyak dibutuhkan untuk pakan ikan hias, penangkaran burung, pemancingan, pupuk organik, diproses menjadi produk lanjutan seperti kosmetik, obat tipes, jamu pegel linu, dan lain-lain,” tuturnya. Salah seorang Warga Binaan Pemasyarakatan, Eko Riyo, mengaku awalnya geli dan jijik melihat cacing. Setelah setiap hari berkecimpung dengan cacing-cacing tersebut, akhirnya menjadi terbiasa dan menjadi tantangan tersendiri. “Ini hal baru yang menambah wawasan dan ilmu. Apabila berhasil, saya tertarik untuk menerapkannya sendiri setelah bebas nanti,” pungkas Eko.     Kontributor: Dedy Winarto

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0