Marya Sempat Takut Hadapi Napi

Palangkaraya - Tak semua orang mempunyai keberanian berhadapan dan selalu berinteraksi dengan para narapidana (Napi) di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) alias Penjara. Namun tidak halnya bagi bernama Marya Mandasari Amd.Kep. Tugas menjadi abdi negara membuat Marya harus menerima resiko dari pekerjaannya tersebut, wanita cantik ini adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lapas Klas IIA Palangkaraya. Dia bekerja sebagai perawat untuk semua napi yang berada di sana. Menurutnya, saat pertama kali kerja di Lapas Klas IIA Palangka Raya itu sempat ada perasaaan takut, sebab dalam pikirannya di dalam penjara itu menyeramkan dengan berbagai macam tingkah dan perilaku dari para napi itu sendiri. “Saya kira menyeramkan sesuai dengan namanya penjara dan sempat takut, ternyata tidak karena jika kita menghargai Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) maka mereka juga akan menghargai kita sebagai petugas,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Sabtu (21/1). Marya mengungkapkan, di

Marya Sempat Takut Hadapi Napi
Palangkaraya - Tak semua orang mempunyai keberanian berhadapan dan selalu berinteraksi dengan para narapidana (Napi) di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) alias Penjara. Namun tidak halnya bagi bernama Marya Mandasari Amd.Kep. Tugas menjadi abdi negara membuat Marya harus menerima resiko dari pekerjaannya tersebut, wanita cantik ini adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lapas Klas IIA Palangkaraya. Dia bekerja sebagai perawat untuk semua napi yang berada di sana. Menurutnya, saat pertama kali kerja di Lapas Klas IIA Palangka Raya itu sempat ada perasaaan takut, sebab dalam pikirannya di dalam penjara itu menyeramkan dengan berbagai macam tingkah dan perilaku dari para napi itu sendiri. “Saya kira menyeramkan sesuai dengan namanya penjara dan sempat takut, ternyata tidak karena jika kita menghargai Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) maka mereka juga akan menghargai kita sebagai petugas,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Sabtu (21/1). Marya mengungkapkan, di dalam Lapas dirinya bisa mengenal berbagai macam karakter dari Napi dan bagaimana caranya untuk melakukan pendekatan agar para Napi ini dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan yang positif. “Melalui kegiatan seperti kerohanian, keterampilan yang dapat mereka kembangkan sehingga mereka saat bebas nanti dapat kembali ke tengah masyarakat,” kata wanita kelahiran 11 Maret 1987 ini. Wanita satu anak ini menjelaskan, WBP ini juga tak luput dari masalah kesehatan, dan di sinilah perannya sebagai perawat berperan untuk menolong memberikan pengobatan sesuai masalah kesehatan yang mereka alami. Apabila tidak bisa ditangani di poliklinik terpaksa dirujuk ke RSUD. “Sebagai perawat apabila ada WBP yang sakit maka harus datang ke Lapas walaupun tengah malam dan telepon harus selalu aktif 24 jam demi tugas negara,” pungkas Alumni Poltekes Palangka Raya ini.(ari/ala) Sumber : PROKAL.CO

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0