Menteri Yohana Ingin LPKA Palembang Jadi Percontohan

Palembang – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, Kamis (25/8) berkunjung ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Pakjo Palembang. Usia berkunjung disetiap ruangan yang ada, Yohana ingin LPKA Klas I Pakjo akan menjadi percontohan bagi daerah yang lain. “Ini kesempatan pertama saya berkunjung ke sini (LPKA-red). Ternyata tempatnya bagus sekali. Ini bisa menjadi percontohan untuk daerah lain,” katanya. Kedatangan mantan guru besar di Papu tersebut, tak pelak menjadi suasan yang mengasyikan tak kala kedatangan Yohhan  disambut oleh anak-anak  dengan band yang dimainkan anak binaan. “Seharusnya lembaga binaan harus menghilangkan kesan angker dan menyeramkan, ini sudah dibukti LPKA Pakjo yang membuat ruangan binaan mirip asrama,” jelasnya. Dilihat secara fisik bangunan, katanya LPKA Pakjo telah mengikuti peraturan yang telah diterapkan telah dikeluarkan 2 Agustus lalu oleh Menteri Hukum dan HAM. Khusus unt

Menteri Yohana Ingin LPKA Palembang Jadi Percontohan
Palembang – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, Kamis (25/8) berkunjung ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Pakjo Palembang. Usia berkunjung disetiap ruangan yang ada, Yohana ingin LPKA Klas I Pakjo akan menjadi percontohan bagi daerah yang lain. “Ini kesempatan pertama saya berkunjung ke sini (LPKA-red). Ternyata tempatnya bagus sekali. Ini bisa menjadi percontohan untuk daerah lain,” katanya. Kedatangan mantan guru besar di Papu tersebut, tak pelak menjadi suasan yang mengasyikan tak kala kedatangan Yohhan  disambut oleh anak-anak  dengan band yang dimainkan anak binaan. “Seharusnya lembaga binaan harus menghilangkan kesan angker dan menyeramkan, ini sudah dibukti LPKA Pakjo yang membuat ruangan binaan mirip asrama,” jelasnya. Dilihat secara fisik bangunan, katanya LPKA Pakjo telah mengikuti peraturan yang telah diterapkan telah dikeluarkan 2 Agustus lalu oleh Menteri Hukum dan HAM. Khusus untuk Lembaga Pemasyarakatan anak harus dibuat menyenangkan seperti sebuah asrama. Bahkan untuk lebih memfamiliarkan lagi nama Lembaga Pemasyarakatan (LP) diganti dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). “Tempat ini sudah sangat bagus, tidak seram lagi. Ada taman bermain, ada tempat makan yang dibuat seperti tempat tongkrongan anak muda,’ tuturnya. Selain itu, ia menegaskan kepada para penjaga lapas ataupun pihak terkait jangan ada lagi diskriminasi, pemukulan dan kekerasan‎ terhadap anak-anak di dalam penjara. “Mereka ini sama saja seperti kita. Jangan lagi ada diskriminasi dan kekerasan. Setelah keluar dari sini mereka juga punya kesempatan baik menjadi, polisi, gubernur, guru dan lain-lain seperti warga lainnya,” jelas dia. Meski anak-anak warga binaan yang mendiami Lembaga Pembinaan (LP) terkena beberapa kasus,tambanya mereka memiliki hak yang sama seperti warga lainn‎ya di luar sana. Bahkan, untuk membuat para anak-anak warga bi‎naan merasa nyaman, pada 2 Agustus lalu ia bersama Menteri Hukum dan HAM menghilangkan jeruji besi berlapis pada bangunan agar anak-anak binaan lebih nyaman berada di dalam LPKA tersebut. “Kita tetapkan LPKA itu bukan lagi jeruji besi tetapi asrama. Anak-anak di sini jangan merasa dipenjara. Jadi kita buat mereka benar-benar nyaman,”ulasnya. Sementara itu, Kepala Kanwil Wilayah Kementrian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Provinsi Sumsel Juliasman Purba, mengatakan perlakuan terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum berbeda dengan orang dewasa yang berhadapan dengan hukum. Jika pada orang dewasa akan dimasukan ke dalam penjara, namun untuk anak-anak penara adalah solusi akhir dari kejahatan yang dilakukan. “Anak-anak itu masuk dalam kategori belum mengerti apa yang ia lakukan, apakah salah atau benar belum mengerti,” jelasnya. Karena itu berdasarkan UU Perlindungan anak, anak-anak yang bersentuhan dengan hukum tidak bisa di penjara. andaipun harus dihukum hanya mendapatkan hukuman maksimal 10 tahun namun tidak bisa dijerat dengan hukuman mati. “Dengan dimasukkan ke dalam LPKA, anak-anak tersebut akan dibina. Kalau ia masih sekolah maka saat berada dalam LP tetap melanjutkan sekolah. Sedangkan untuk yang sudah tidak bersekolah akan diberikan kegiatan lain yang akan lebih bermanfaat,’ ujarnya. Saat ini LPKA Klas I Pakjo Palembang di huni sekitar 165 anak binaan dengan rincian 120 anak sedang dalam tahap menempuh pendidikan dari tingkat SD, SMP dan SMA. Kedepannya pihaknya pun akan membuka bidang keterampilan mandiri untuk memberikan kegiatan kepada anak-anak binaan yang sudah tidak bersekolah agar memiliki keterampilan, sehingga saat ia telah keluar dari binaan LP nantinya bisa mendiri dan dengan memanfaatkan keahlian yang didapatkan selama dalam pembinaan LP. “Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa di buka untuk program kemandirian untuk anak binaan seperti keterampilan mengelas, montir dan masih banyak lagi,’ tukasnya. Sumber : penasumatera.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0