PARA DOKTER DITJEN PAS PERJUANGKAN LAYANAN KESEHATAN WBP

Jakarta, INFO_PAS. Para Dokter di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) perjuangkan layanan akses kesehatan  bagi WBP dalam lokakarya Nasional Penyusunan Strategi Rencana Aksi Nasional (SRAN) program penanggulangan HIV-AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Nasional. Lokakarya yang digelar selama tiga hari (12-14 Mei 2014) di Hotel Novotel, Jakarta ini diikuti ratusan peserta yang berasal dari 33 KPA propinsi, 18 Kementerian dan Lembaga pemerintah terkait, LSM peduli HIV-AIDS, dsb. Sementara dari Pemasyarakatan selain diikuti pejabat dari Direktorat Keswat Ditjen PAS juga hadir para dokter dari Lapas Cipinang, Rutan Cipinang, Lapas Salemba, Rutan Salemba, Lapas Anak Tangerang dan dokter dari RS. Pengayoman Cipinang. Dalam diskusi-diskusi yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok pencegahan, kelompok perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP), kelompok mitigasi dampak, dan kelompok penci

PARA DOKTER DITJEN PAS PERJUANGKAN LAYANAN KESEHATAN WBP
Jakarta, INFO_PAS. Para Dokter di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) perjuangkan layanan akses kesehatan  bagi WBP dalam lokakarya Nasional Penyusunan Strategi Rencana Aksi Nasional (SRAN) program penanggulangan HIV-AIDS yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Nasional. Lokakarya yang digelar selama tiga hari (12-14 Mei 2014) di Hotel Novotel, Jakarta ini diikuti ratusan peserta yang berasal dari 33 KPA propinsi, 18 Kementerian dan Lembaga pemerintah terkait, LSM peduli HIV-AIDS, dsb. Sementara dari Pemasyarakatan selain diikuti pejabat dari Direktorat Keswat Ditjen PAS juga hadir para dokter dari Lapas Cipinang, Rutan Cipinang, Lapas Salemba, Rutan Salemba, Lapas Anak Tangerang dan dokter dari RS. Pengayoman Cipinang. Dalam diskusi-diskusi yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok pencegahan, kelompok perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP), kelompok mitigasi dampak, dan kelompok penciptaan lingkungan kondusif, nampak peserta dari Ditjen PAS cukup aktif memperjuangkan akses layanan kesehatan untuk WBP. Salah satunya dr. Fitri dari Rutan Cipinang mengusulkan pentingnya surat keputusan bersama antara Kemenkes, Kemenkumham dan Kemen Sosial mengenai dukungan kesehatan utk para WBP, menurutnya hingga saat ini BPJS belum mengakomodir anggaran utk WBP.
Sementara itu dr. Astia dari Lapas
Salemba mengusulkan bahwa perlu dukungan litigasi bagi wbp yang bebas agar lebih mudah mendapatkan akses pengobatan dan terapi kesehatan seperti metadon, ARV, OAT, dan sebagainya."Perlu kiranya dipikirkan rumah transisi bagi wbp yang baru bebas, terutama utk mendptkan akses pengobatan bagi wbp yg masih menjalani terapi," ujar Astia yg sdh 6 tahun aktif di program HIV/AIDS di Lapas.
Pada saat yg sama Sugiarto Isnadi asisten pelaksana harian Global Fund (GF) SR Ditjen PAS mengungkapkan perlunya payung hukum program HIV/AIDS di Lapas/Rutan di Indonesia yang dituangkan dalam RAN agar dari sisi pendanaan bisa dibiayai dari APBN. "Sudah saatnya Indonesia lebih mandiri, tidak bergantung pada negara donor," tegas pria yg punya perhatian terhadap wbp sejak tahun 2008.
 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0