PENDIDIKAN BISNIS UNTUK PARA NAPI

PONTIANAK – Stigma negatif kerap melekat pada diri para mantan narapidana. Mereka pun selalu kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Akibatnya, ada yang memilih untuk kembali terjun ke dunia kriminal demi memenuhi kebutuhan hidup. Melihat hal ini Bank Indonesia Perwakilan Kalbar dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pontianak membuat program pendidikan kewirausahaan, sebagai bekal bagi para napi ketika mereka bebas nanti.
Nama program tersebut adalah inkubator bisnis. Sebenarnya program ini sudah digelar BI Kalbar sejak tiga tahun lampau. Namun program yang berpusat di kantor BI lama, Jalan Rahadi Oesman ini dibuka untuk umum. Manajer Analisis BI Kalbar Djoko Juniwarto menjelaskan program pendidikan tersebut mirip perkuliahan. Pasalnya BI menggunakan sistem kurikulum yang berjenjang. Bahkan para acara kelulusan juga dihelat layaknya wisuda di universitas.
Lewat inkubator bisnis tersebut, BI memberi pelatihan pengelolaan usaha
PONTIANAK – Stigma negatif kerap melekat pada diri para mantan narapidana. Mereka pun selalu kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Akibatnya, ada yang memilih untuk kembali terjun ke dunia kriminal demi memenuhi kebutuhan hidup. Melihat hal ini Bank Indonesia Perwakilan Kalbar dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pontianak membuat program pendidikan kewirausahaan, sebagai bekal bagi para napi ketika mereka bebas nanti.
Nama program tersebut adalah inkubator bisnis. Sebenarnya program ini sudah digelar BI Kalbar sejak tiga tahun lampau. Namun program yang berpusat di kantor BI lama, Jalan Rahadi Oesman ini dibuka untuk umum. Manajer Analisis BI Kalbar Djoko Juniwarto menjelaskan program pendidikan tersebut mirip perkuliahan. Pasalnya BI menggunakan sistem kurikulum yang berjenjang. Bahkan para acara kelulusan juga dihelat layaknya wisuda di universitas.
Lewat inkubator bisnis tersebut, BI memberi pelatihan pengelolaan usaha mulai dari pengelolaan, pemasaran, hingga pengembangan usaha kepada para pelaku usaha kecil dan menengah yang ingin dilatih. “kita memberikan pelatihan kepada para peserta bagaimana mengelola usaha dari modal yang kecil hingga menjadi besar,†ucapnya.
Meskipun teori-teori dijejali oleh para pengajar, program gratis ini lebih mengutamakan praktik langsung dan berorientasi pada hasil. Bahkan, syarat kelulusan, setiap siswa harus sudah memiliki perusahaan berbentuk CV. “Inkubator ini sudah kita jalankan selama lebih dua tahun, dari program ini diharapkan ke depan banyak melahirkan direktur-direktur baru dari berbagai bidang usaha,†tuturnya.
Khusus di Lapas Pontianak, program ini akan digelar di area rumah tahanan tersebut. Para pengajar akan datang setiap hari Sabtu untuk memberikan teori. BI sudah merancang bisnis mikro yang bisa dijalani oleh para napi, seperti pembuatan keset ijuk, batako, pertanian dengan sistem demonstration plot dan usaha kecil lainnya. Kelak, ketika mereka sudah keluar dari penjara, maka gelar direktur lah yang melekat dalam diri mereka. “Ajaran di inkubator, modal itu nomor lima, bukan faktor utama. Kalau usahanya potensial, maka modal akan datang sendiri. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan membantu mencarikan modal lewat dana CSR,†katanya.
Kalapas Pontianak Sunarto menyambut baik program ini. Pasalnya anggaran program kemandirian untuk narapidana dari DIPA pusat sudah dihentikan tahun ini. “Ketika anggaran dihentikan, kami harus mencari cara agar warga binaan punya bekal ketika keluar nanti. Kebetulan ada tawaran dari BI untuk pendidikan bisnis ini,†sebut dia.
Dijelaskan dia, program ini akan diprioritaskan untuk napi dengan masa tahanan tinggal 6 bulan hingga satu tahun. Sehingga ilmu mereka langsung berguna ketika bebas kelak. “Nanti akan kita verifikasi siapa-siapa saja yang didaftarkan pada gelombang pertama,†ucapnya. Sebagai informasi, saat ini Lapas Pontianak dihuni oleh 699 narapidana. Inkubator bisnis ini sendiri akan menerima 30 siswa pada semester pertama tahun ini. (ars)
Sumber : http://www.ditjenpas.go.id/kabar-upt/pendidikan-bisnis-untuk-para-napi via http://www.pontianakpost.com
What's Your Reaction?

What's Your Reaction?






