Pengakuan Ba'asyir soal Baiat Paham ISIS di Nusakambangan

CILACAP - Terpidana terorisme, Abu Bakar Ba'asyir mengakui telah membaiat beberapa terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan untuk mengikuti paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, Ba'asyir melakukan itu karena terpaksa.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng, Hermawan Yunianto, mengatakan hasil klarifikasi Kalapas Pasir Putih kepada Ba'asyir diperoleh pengakuan bahwa pendiri Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu sesungguhnya secara pribadi tidak mau berbaiat.

Akan tetapi, menurut dia, ada sekelompok terpidana kasus terorisme yang selalu mendesak Abu Bakar Basyir untuk berbaiat setiap kali bertemu pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu.
Pengakuan Ba'asyir soal Baiat Paham ISIS di Nusakambangan

CILACAP - Terpidana terorisme, Abu Bakar Ba'asyir mengakui telah membaiat beberapa terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan untuk mengikuti paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun, Ba'asyir melakukan itu karena terpaksa.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng, Hermawan Yunianto, mengatakan hasil klarifikasi Kalapas Pasir Putih kepada Ba'asyir diperoleh pengakuan bahwa pendiri Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) itu sesungguhnya secara pribadi tidak mau berbaiat.

Akan tetapi, menurut dia, ada sekelompok terpidana kasus terorisme yang selalu mendesak Abu Bakar Basyir untuk berbaiat setiap kali bertemu pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu.

Hermawan mengatakan hal itu pascaberedarnya foto terpidana kasus terorisme Ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang membaiat 23 terpidana kasus terorisme penghuni Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, untuk mengikuti paham ISIS.

"Oleh karena terus-menerus bertemu dalam lingkungan seperti itu, mungkin dia terpaksa mau juga. Secara pribadi, dia (Ba'asyir) mengatakan tidak mau berbaiat karena itu bukan ajaran agama, itu soal negara, soal politik," kata Hermawan Yunianto, Selasa (5/8/2014).

Ia mengatakan, pemikiran Ba'asyir fokus terhadap masalah agama.
Ba'asyir juga mengaku tidak suka kekerasan. "Itu yang saya baca dari laporannya seperti itu," cetus dia.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya pemisahan terpidana kasus terorisme yang telah berbaiat dengan yang tidak berbaiat, Herry mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan khusus.

"Yang baik-baik dan sudah kooperatif harus disekat dari napi yang ideologis-ideologis. Saya sudah perintahkan kalapas dan sudah dilakukan," tegasnya.

Ia mengatakan, selama ini napi teroris juga sudah disekat dengan napi yang bukan teroris.

"Rupanya di antara mereka sendiri (terpidana terorisme) juga terbelah. Makanya ada yang ikut baiat untuk ISIS dan ada yang menolak termasuk Ba'asyir yang menolak," terangnya.

Dia mengatakan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah mengantisipasi berkembangnya paham  di lembaga pemasyarakatan di wilayah Nusakambangan, Cilacap.

"Kemarin, teman-teman di Nusakambangan telah mengambil langkah-langkah antisipasi, terutama melaksanakan rapat koordinasi bersama seluruh kepala lapas di Nusakambangan di bawah koordinasi Kalapas Kelas I Batu," paparnya. 

Ia mengatakan, rapat koordinasi itu menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya petugas wanita dari lapas-lapas yang aktivitasnya tidak padat seperti Lapas Terbuka, sebagian akan diperbantukan di Lapas Pasir Putih untuk menggeledah wanita yang membesuk terpidana kasus terorisme.

"Itu dilakukan karena tenaga wanita di Lapas Pasir Putih kurang, maka petugas wanita dari lapas-lapas lain di Nusakambangan diperbantukan ke Lapas Pasir Putih," ujar mantan Kalapas Kelas I Batu, Nusakambangan itu.

Selain itu, lanjutnya, sebanyak 15 lulusan Akademi Ilmu Pemasyarakatan yang menjadi pegawai baru di sejumlah lapas Nusakambangan akan diperbantukan ke Lapas Pasir Putih untuk melakukan pengamanan tambahan dan peningkatan kewaspadaan agar pengaruh paham ISIS tidak berkembang di pulau penjara tersebut khususnya di Lapas Pasir Putih.

Menurut dia, hal itu disebabkan jumlah terpidana kasus terorisme di Lapas Pasir Putih merupakan yang terbanyak di Nusakambangan, yakni 43 orang.

"Sesungguhnya pengamanan di Lapas Pasir Putih sudah ketat karena menerapkan 'super maximum security', tetapi kegiatan itu (baiat Abu Bakar Basyir) terpisah, karena mereka berada di ruang tersendiri. Jadi, ketika mereka itu melakukan baiat, petugasnya tidak ada yang tahu karena di dalam blok," terangnya. (ant//trk) sumber : okezone.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
2
sad
0
wow
0