Jakarta, INFO_PAS. Rumah Tahanan Negara (Rutan) Pondok Bambu disulap menjadi Rumah Sakit tidak berbayar alias gratis. Sejumlah fasilitas medis cukup lengkap ada di Rumah Sakit dadakan ini. Lapangan rutan yang biasanya dipakai berolahraga dan upacara disulap menjadi ruang pendaftaran pasien, ruang tunggu, dan apoteker. Tidak hanya itu, ruang pelayanan tahanan pun disulap menjadi laboratorium, ruang periksa, hingga ruang bedah operasi.
Ruang kunjungan didesain menjadi belasan ruang periksa para dokter umum maupun dokter spesialis. Ratusan pasien yang terdiri dari wargabinaan, petugas dan masyarakatpun berjejer menunggu panggilan untuk diperiksa. Beberapa poly diantaranya poly umum, poly gigi, spesialis anak, spesialis THT, poly mata, spesialis jantung, spesialis internis, spesialis kulit dan kelamin, poly bedah, spesialis kandungan, spesialis penyakit dalam, dan sebagainya. Bahkan ada juga peralatan pacu jantung EKG (Elektro Kardio Gramm) dan USG (Ultra Sono Grafi) yang dipergunakan untuk mengobservasi keadaan bayi dan kandungan dari rahim seorang ibu yang sedang hamil.
Sementara itu ruang aula dipergunakan sebagai ruang operasi bedah ringan, sedangkan ruang Kasubsi Bimbingan kerja yang berada di lantai dua dirubah menjadi kamar operasi mata katarak.
Kepala Rutan Pondok Bambu, Sri Susilarti ketika ditemui INFO_PAS, Kamis (20/2), mengemukakan bahwa kegiatan bhakti sosial (baksos) kesehatan terselenggara berkat kerjasama antara Yayasan Kepedulian Sosial Paramitha dengan Dinas Kesehatan TNI Angkatan Udara, WALUBI (perwakilan umat Budha Indonesia) dan Fakultas Kedokteran Supomo.
“Selain melayani penghuni Rutan yang berjumlah 998 orang, juga para pegawai dan keluarga wargabinaan dan ada juga sekitar 350-an warga masyarakat sekitar rutan berbondong-bondong berobat kesini. Namun sayangnya hanya dua hari (19-20 Februari),†kata Kepala Rutan Wanita itu.
Sri Susilarti sendiri tidak menyangka Kondisi Rutan yang dipimpinnya bakal menjadi ajang beramal ibadah dan yang lebih mengharukan bisa membantu masyarakat miskin sekitar Rutan Pondok Bambu untuk ikut berobat secara gratis.
Sebut saja Sakinah (38 tahun) warga RT. 7 Kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur ini mengaku mendengar informasi pengobatan gratis dari speaker yang diumumkan pengurus masjid, merasa senang dapat berobat gratis di Rutan Pondok Bambu.
“Jantung saya suka sesak, kadang denyutnya tidak stabil. Mau berobat ke dokter tidak berani, takut mahal, makanya saya kesini,†ujar Sakinah sambil terisak meneteskan air mata.

Jeffri Tanudjaja sebagai ketua tim Baksos dari Yayasan Paramitha mengungkapkan ratusan tenaga medis dan paramedis turut menyumbangkan dharma bhaktinya dalam kegiatan ini.
“Dokter spesialis dan dokter umum ada 68 orang, paramedis sebanyak 79 orang, ada juga mahasiswa sebanyak 52 orang,†ujar Jeffri yang sehari-hari menjabat sebagai Vice President Director of PT Metropolitan Kentjana Tbk.
Yayasan Paramitha pimpinan Jeffri ini sudah sering melakukan aktifitas sosialnya di bidang kesehatan sejak tahun 1996 dan mendapat dukungan dari berbagai kalangan, baik dari TNI AU, professional, mahasiswa maupun pensiunan.
Kepala Kesehatan Mako Paskhas TNI AU, dr. Faisal yang turut bertanggung jawab bagian laboratorium dalam bhakti sosial tersebut menyampaikan bahwa laboratorium yang diboyongnya cukup lengkap diantaranya untuk cek gula darah, kolesterol, asam urat, clotting time, bleeding time, dsb.
“Hari ini ada sekitar lebih dari 300 pasien yang di rujuk ke laboratorium,†ungkap Faisal, yang berpangkat Letnan Kolonel.
Sementara itu, Marsekal Pertama (Purn) Hartono yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan TNI AU ini merasa senang bisa berbagi dengan sesama. Menurutnya kegiatan bhakti sosial ini diniatkan sebagai bentuk ibadah. Sebuah kebahagiaan manakala bisa membantu orang yang dalam kesulitan.
“Bahagia rasanya mendengar penderita katarak, terus dia beriak… Alhamdulillah Pak, Saya sudah bisa melihat kembali,†ujarnya sambil menggelengkan dan menundukkan kepala sambil mengusap dadanya.
SumberÂ