TEKUNI KERAJINAN MEUBEL, BEBAS NANTI INGIN JADI WIRAUSAHA

Gorontalo, INFO_PAS - Banyak yang menganggap bahwa penjara merupakan neraka bagi narapidana yang ada di dalamnya. Namun lain halnya dengan Suprapto Podomi yang menganggap bahwa lapas merupakan tempat untuk mengasah kreatifitasnya menjadi seorang pengrajin meubel. Terpidana kasus pembunuhan ini bercita-cita jika kelak bebas nanti, ia ingin menjadi wirausaha yang bergerak dibidang meubel. Suprapto menyadari bahwa musibah yang menimpanya ini merupakan cobaan yang harus dihadapi dengan hati yang ikhlas dan sabar. Setelah tiga tahun lebih menjalani hidupnya di dalam lapas, ternyata waktu yang cukup panjang tersebut tak berlalu begitu saja bagi Suprapto. Ayah satu anak ini terus mengembangkan kreativitasnya dengan bekerja di bengkel kerja lapas membuat kursi sofa. “Sudah lebih dari tiga tahun menjalani hukuman dan sudah banyak kursi sofa yang saya buat. Dari membuat rangka kayu, menjahit, hingga membungkus kainnya, saya sudah bisa. Satu

TEKUNI KERAJINAN MEUBEL, BEBAS NANTI INGIN JADI WIRAUSAHA
Gorontalo, INFO_PAS - Banyak yang menganggap bahwa penjara merupakan neraka bagi narapidana yang ada di dalamnya. Namun lain halnya dengan Suprapto Podomi yang menganggap bahwa lapas merupakan tempat untuk mengasah kreatifitasnya menjadi seorang pengrajin meubel. Terpidana kasus pembunuhan ini bercita-cita jika kelak bebas nanti, ia ingin menjadi wirausaha yang bergerak dibidang meubel. Suprapto menyadari bahwa musibah yang menimpanya ini merupakan cobaan yang harus dihadapi dengan hati yang ikhlas dan sabar. Setelah tiga tahun lebih menjalani hidupnya di dalam lapas, ternyata waktu yang cukup panjang tersebut tak berlalu begitu saja bagi Suprapto. Ayah satu anak ini terus mengembangkan kreativitasnya dengan bekerja di bengkel kerja lapas membuat kursi sofa. “Sudah lebih dari tiga tahun menjalani hukuman dan sudah banyak kursi sofa yang saya buat. Dari membuat rangka kayu, menjahit, hingga membungkus kainnya, saya sudah bisa. Satu set kursi sofa dari rangka sampai jadi saya kerjakan tiga hari,” jelas Suprapto. Ia pun menambahkan harga satu set kursi biasa dijual mencapai Rp. 1 juta sehingga ia bisa mendapat uang walaupun berada di dalam lapas. “Biasanya keuntungan satu set kursi Rp. 250 ribu, itu dibagi sama teman-teman kerja. Insya Allah setelah bebas nanti saya mau menjadi pengusaha meubel,” ujar Suprapto yang masih harus menjalani sisa hukumannya selama kurang lebih dua tahun dari vonis enam tahun yang dijatuhkan hakim pada dirinya. Sementara itu Rusdedy, Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik Lapas Gorontalo, mengatakan bahwa Suprapto tidak hanya memiliki keahlian dalam membuat sofa tapi ia juga telah dilatih keterampilan beternak ayam kampung, hasil kerja sama Lapas Gorontalo dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo. “Tahun lalu kami mendapat bantuan tiga ribu bibit ayam kampung dari pemprov. Suprapto salah satu warga binaan yang dilatih. Tahun ini kami juga mendapat bantuan tiga ribu bibit ikan lele dan kolamnya yang dibuat di lahan belakang lapas sebagai sarana latihan keterampilan warga binaan,” tutur Rusdedy. Terbatasnya anggaran tidak membuat Lapas Gorontalo berhenti untuk terus mengembangkan kreatifitas warga binaan. “Kami akan terus berusaha menarik pemerintah daerah maupun swasta untuk turut serta dalam pembinaan narapidana,” tutup Rusdedy yang sebelumnya pernah bertugas di Lapas Boalemo.  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0