Tujuh Tahanan Rutan Nyaris Kabur
TUJUH orang penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Palangka Raya terdiri dari dua narapidana dan lima tahanan nyaris kabur. Beruntung, petugas Rutan sigap sehingga aksi tersebut berhasil digagalkan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat (2/5).
Tak pelak, insiden tersebut sempat menjadi pusat perhatian ratusan penghuni Rutan. Meski demikian, suasana tetap terkendali dan petugas hanya menangani tujuh orang yang bermasalah.
Kepala Rutan Kelas II A Palangka Raya Tunggul Buwono mengatakan, dua narapidana itu bernama Anto Saputra dan Midun Saputra. Anto merupakan napi yang terjerat kasus persetubuhan. Hakim memvonis dirinya dengan hukuman 5 tahun penjara. Sedangkan Midun, terjerat kasus pencurian. Sebenarnya, hukuman Midun jauh lebih rendah dibandingkan Anto karena dia hanya divonis 1 tahun penjara.
Sementara itu, lima orang berstatus tahanan di antaranya, Jimmy Pangestu (kasus uang palsu), Heri Setiawan (kasus penggelapan), Hermidiansyah (kasus narkotika
TUJUH orang penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Palangka Raya terdiri dari dua narapidana dan lima tahanan nyaris kabur. Beruntung, petugas Rutan sigap sehingga aksi tersebut berhasil digagalkan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat (2/5).
Tak pelak, insiden tersebut sempat menjadi pusat perhatian ratusan penghuni Rutan. Meski demikian, suasana tetap terkendali dan petugas hanya menangani tujuh orang yang bermasalah.
Kepala Rutan Kelas II A Palangka Raya Tunggul Buwono mengatakan, dua narapidana itu bernama Anto Saputra dan Midun Saputra. Anto merupakan napi yang terjerat kasus persetubuhan. Hakim memvonis dirinya dengan hukuman 5 tahun penjara. Sedangkan Midun, terjerat kasus pencurian. Sebenarnya, hukuman Midun jauh lebih rendah dibandingkan Anto karena dia hanya divonis 1 tahun penjara.
Sementara itu, lima orang berstatus tahanan di antaranya, Jimmy Pangestu (kasus uang palsu), Heri Setiawan (kasus penggelapan), Hermidiansyah (kasus narkotika) Midi (kasus narkotika) dan Muhammad Romi Jayati (kasus penggelapan). Namun khusus Midi, petugas Rutan masih sekedar menduga turut serta.
Sebenarnya, lanjut Buwono, petugas sudah memperhatikan dan mengawasi gerak-gerik mereka sejak sebulan lalu. Mulai dari pergaulan ketika di Rutan maupun dalam hal lain. Pengawasan tersebut melalui petugas jaga termasuk didalamnya mencakup intelijen.
Hingga Jumat (2/5) kemarin, rencananya untuk kabur dimulai. “Tetapi mereka tidak bersama-sama. Awalnya, dilakukan oleh satu napi bernama Midun. Jadi cara Midun memanjat dinding tembok dengan ketinggian sekitar 4 meter. Sedangkan rekan lainnya masih stand by. Artinya, Midun jadi bahan percobaan lebih dulu. Nah apabila berhasil baru yang lain menyusul,†terang Buwono kepada wartawan, kemarin.
Midun tidak membutuhkan alat bantu untuk memanjat tembok tersebut. Melalui celah anging-angin tembok, iapun memanjat. Apes baginya. Petugas mengetahui dan langsung menangkap sebelum ia sampai di puncak tembok itu.
“Ketika kita tangkap, Midun kita introgasi. Baru membeberkan enam rekan lainnya. Tetapi yang satu itu masih diduga dan akan kita mintai keterangan terlebih dahulu,†terangnya.
Menurut Midun, kasus tersebut baru pertama kali terjadi di Rutan semasa ia menjabat. Ia menduga jika aksi melarikan diri itu sudah terencana dengan matang. Pasalnya, di hari pascarencana kabur itu, pihak Rutan mengetahui sebuah mobil terparkir di depan jalan. Mobil tersebut diduga akan membawa napi dan tahanan apabila berhasil.
“Sepertinya memang sudah terencana. Iya ada mobil di depan. Tetapi kita sudah siaga. Anggota juga sudah kita instruksikan harus benar-benar siaga untuk menggagalkan aksi ini,†tuntasnya.
Sumber : jockalteng.com