TUSUK SATE LAPAS BINJAI SAMPAI MALAYSIA
Binjai, INFO_PAS. Karya inovasi Lapas Binjai Sumatera Utara perlu diacungi jempol. Hanya berbahan potongan bambu. Tapi siapa nyana, tusuk sate berlabel “PAS BINJAI†ini mampu melanglang buana hingga bisa mencapai Malaysia. Cara kerja dan alat yang dirancang juga cukup sederhana. Pun tidak perlu tenaga terlatih.
Saat INFO_PAS berkunjung ke Lapas Binjai (11/6), menyaksikan tusuk sate yang dihasilkan sangat halus, tak ada serat-serat kayu yang menempel, tidak seperti tusuk sate umumnya.
“Mereka menyukai produk kami, karena lebih halus dan lebih rapi,†ujar Kalapas Binjai Bambang Basuki.
Kalapas yang sudah menjabat 9 tahun diseputaran wilayah Sumatera Utara ini menuturkan bahwa peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi tusuk sate ini dirancang sendiri oleh stafnya.
Pada kesempatan yang sama Kasi Bimbingan Kerja Lapas Binjai Indra mengungkapk
Binjai, INFO_PAS. Karya inovasi Lapas Binjai Sumatera Utara perlu diacungi jempol. Hanya berbahan potongan bambu. Tapi siapa nyana, tusuk sate berlabel “PAS BINJAI†ini mampu melanglang buana hingga bisa mencapai Malaysia. Cara kerja dan alat yang dirancang juga cukup sederhana. Pun tidak perlu tenaga terlatih.
Saat INFO_PAS berkunjung ke Lapas Binjai (11/6), menyaksikan tusuk sate yang dihasilkan sangat halus, tak ada serat-serat kayu yang menempel, tidak seperti tusuk sate umumnya.
“Mereka menyukai produk kami, karena lebih halus dan lebih rapi,†ujar Kalapas Binjai Bambang Basuki.
Kalapas yang sudah menjabat 9 tahun diseputaran wilayah Sumatera Utara ini menuturkan bahwa peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi tusuk sate ini dirancang sendiri oleh stafnya.
Pada kesempatan yang sama Kasi Bimbingan Kerja Lapas Binjai Indra mengungkapkan bahwa pihaknya tidak kesulitan memasarkan produk tusuk sate hasil olahan warga binaannya, karena langsung diambil oleh pengepul. Oleh pengepul tusuk sate ini di pasarkan sampai ke Batam, Singapura dan Malaysia.
"Dalam seminggu kami mampu memproduksi 300 kg tusuk sate", ungkap Indra.
Lapas Binjai sudah setahun ini memproduksi tusuk sate. Awalnya dirintis oleh Natalis, Kasubsi Bimbingan Kerja, Lapas Binjai. Ia melihat banyak pohon bambu di sekitar tempat tinggalnya. Muncullah idenya untuk memproduksi tusuk sate sebagai kegiatan kerja narapidana di Lapas Binjai.
"Tusuk sate tidak terlalu rumit membuatnya. Tidak memerlukan alat kerja yang mahal, juga tidak memerlukan keahlian khusus," tutur Natalis kepada INFO_PAS.
Inisiatif untuk memproduksi tusuk sate, dijalankan Natalis dengan sungguh-sungguh. Untuk membuat alat kerja agar menghasilkan tusuk sate yang halus dan bersih, Natalis mencari informasinya di internet. Alhasil terdapat beberapa alat berbahan kayu dan mesin sederhana yang dirancang oleh Natalis, sehingga pekerjaan tusuk sate tidak lagi dibuat secara manual. Mulai dari proses memotong kayu, meruncingkan sampai dengan menghaluskan (polish), Natalis merancang alat sederhana untuk yang memudahkan proses kerja sarta menghasilkan tusuk sate yang halus.
Tusuk sate Lapas Binjai bukan hanya dibeli oleh pengepul. Beberapa tukang sate di sekitar Binjai, juga membeli tusuk satenya di Lapas. Bahkan penjual sate di Pasar Senggol Lapas Binjai, turut mempromosikan kepada pembeli, bahwa tusuk sate di warungnya adalah buatan warga binaan Lapas Binjai.
Selain memproduksi tusuk sate, Lapas Binjai juga memproduksi sangkar burung. Dalam sebulan, rata-rata para warga binaan Lapas Binjai mampu menghasilkan 20 buah sangkar burung dengan kualitas yang tidak kalah dengan hasil karya pengrajin lainnya.