Ditjenpas-Jabatan Penjara Malaysia Kerja Sama Tingkatkan Pengelolaan Pemasyarakatan
Jakarta, INFO_PAS – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) terima kunjungan Jabatan Penjara Malaysia di Jakarta, Rabu (21/6). Kunjungan tersebut dilakukan untuk saling belajar dan bertukar pengalaman mengenai pengelolaan penjara atau Pemasyarakatan di kedua negara.
Rombongan Jabatan Penjara Malaysia dipimpin oleh Timbalan Komisioner Jeneral Penjara Malaysia, Abd. Kadir bin Rais, dan diterima langsung oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Reynhard Silitonga, beserta jajaran. Mereka disambut dengan persembahan tari nusantara yang dibawakan oleh Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Jakarta. Menariknya, salah satu dari penari tersebut merupakan Warga Binaan berkewarganegaraan Malaysia.
Reynhard mengatakan Ditjenpas dan Jabatan Penjara Malaysia telah menjalin persahabatan yang erat sejak lama. Petugas Pemasyarakatan Indonesia telah mengikuti banyak pelatihan di Akademi Koreksional Malaysia (AKM) di Langkawi dalam program Malaysian Technical Cooperation Programme (MTCP). Selain itu, Indonesia dan Malaysia juga aktif dalam dua organisasi kepenjaraan yang sama, yaitu The Asian and Pacific Conference of Correctional Administrators (APCCA) dan The Asian Conference of Correctional Facilities Architects and Planners (ACCFA).
Ia menilai pertemuan dan diskusi ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja kedua lembaga mengingat Ditjenpas dan Jabatan Penjara Malaysia menghadapi persoalan yang relatif serupa. “Sebagai negara serumpun, Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaannya, termasuk kesamaan permasalahan, seperti kelebihan penghuni (overcrowding), tingginya pemidanaan kasus narkotika, kasus terorisme, keterbatasan fasilitas, dan sebagainya,” tutur Reynhard.
Dirjenpas menjelaskan, 526 Lapas dan Rutan di Indonesia dengan kapasitas total 140.424, kini dihuni oleh 271.566 Warga Binaan atau terjadi kelebihan penghuni hingga 92,67%. Dari total hunian tersebut, 143.077 orang atau lebih dari setengahnya merupakan pelaku tindak pidana narkoba. Guna mengurai persoalan ini, Ditjenpas berupaya menambah kapasitas dengan membangun Lapas baru.
“Kami mengharapkan dari kunjungan persahabatan ini nantinya akan banyak membuka peluang kerja sama peningkatan kapasitas petugas antara Indonesia dan Malaysia,” ujarnya.
Sementara itu, Abd. Kadir mengatakan nantinya petugas yang datang berkunjung ke Indonesia akan menggunakan ilmu dan informasi yang didapat untuk melatih seluruh petugas penjara Malaysia. Mengikuti langkah Indonesia yang beralih dari sistem kepenjaraan menjadi Sistem Pemasyarakatan tahun 1963, sejak tahun 1980-an pemenjaraan Malaysia juga telah bergeser dari semangat penghukuman menjadi pemulihan.
“Saya percaya fungsi Pemasyarakatan di Indonesia dan Penjara Malaysia tidak berbeda, yaitu untuk memberikan panduan dan bimbingan bagi Warga Binaan untuk kembali ke masyarakat agar menjadi insan yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama,” ucapnya.
Di akhir kunjungan, kedua belah pihak melakukan penyerahan cinderamata yang merupakan produk karya Warga Binaan di masing-masing negara. Rombongan penjara Malaysia kemudian melanjutkan studi banding ke Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta. (afn)