"Darma Bakti Kepada Hawa", Pentas Seni Kolaborasi Bapas dan Klien Pemasyarakatan se-DKI Jakarta

"Darma Bakti Kepada Hawa", Pentas Seni Kolaborasi Bapas dan Klien Pemasyarakatan se-DKI Jakarta

Jakarta, INFO_PAS - Balai Pemasyarakatan (Bapas) se-DKI Jakarta gelar pertunjukan pentas seni dan pemutaran film dokumenter di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Senin (11/9). Ini merupakan kali ketiga pentas seni dari Bapas Jakarta Barat yang diselenggarakan di tempat yang sama.

"Pada tahun 2022, Bapas Jakarta Barat menyelenggarakan pentas seni dengan tema 'Darma Bakti Kepada Bangsa' dan pada hari yang berbahagia ini, Bapas Jakarta Barat berkolaborasi dengan Bapas se-DKI Jakarta menyelenggarakan kembali pentas seni dengan tema 'Darma Bakti Kepada Hawa'," ujar Ibnu Chaldun, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta.

Adapun pentas seni ini adalah kolaborasi aktualisasi diri melalui seni dari petugas Bapas dan Klien Pemasyarakatan yang dilaksanakan dalam rangka Perayaan Hari Anak Nasional, Hari Kemerdekaan, dan Hari Darma Karyadika.

"Darma Bakti Kepada Hawa merupakan penggambaran dari pengakuan tentang pentingnya harkat dan martabat setiap wanita dalam kontribusi mereka di setiap aspek kehidupan di negeri Indonesia kita tercinta," jelas Ibnu.

Sementara itu, dalam film dokumenter yang ditampilkan "Kepada Hawa" perempuan di balik jeruji, kita bisa melihat sosok perempuan dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang memilki hak sama sebagai perempuan meskipun hidup dalam Lapas.  "Ketika bicara wanita, maka kita melibatkan cinta, kasih sayang, perhatian, dan kekuasaan. Bahkan dalam hidup kita, setiap wanita memegang peran penting dan terpenting sebagai seorang ibu,” tambah Ibnu,

Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham), Edward Omar Sharif Hiariej, memberikan apreasiasi atas suksesnya pertunjukan Pentas Seni Darma Bakti Kepada Hawa. "Apa yang dilakukan oleh rekan-rekan di Bapas wilaya DKI Jakarta adalah hal yang sangat luar biasa dan membanggakan. Ini merupakan bukti keberhasilan pembinaan dan pendampingan Warga Binaan dan Klien Pemasyarakatan," pujinya.

Dengan konsep teaterikal, kolaborasi seni tari, seni olah vokal, hingga film di panggung besar nan megah, ia menilai Bapas bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka mampu berperan dengan sangat baik dalam memulihkan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan. Menurut Wamenkumham, kesenian juga bisa menjadi pendekatan pembimbingan alternatif yang seringkali mudah diterima oleh sebagian besar orang, termasuk bagi Klien Pemasyarakatan.

"Saya berharap kreasi dan pembimbingan alternatif ini bisa terus konsisten, syukur-syukur melahirkan kreator, penari, atau musisi hebat hasil dari jerih payah dan strategi pembimbingan Pembimbing Kemasyarakatan Bapas terhadap Klien Pemasyarakatan," sambung Edward.

Wamenkumham menambahkan bahwa tugas sebagai petugas Pemasyarakatan tidaklah mudah. "Tugas sebagai petugas Pemasyarakatan berat, yakni memastikan Warga Binaan bisa kembali diterima di masyarakat. Tidak hanya diterima, tetapi juga menyadarkan mereka agar tidak mengulangi lagi kejahatannya dan memastikan mereka berguna bagi masyarakat," tandasnya. (NH)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0