Menkumham Resmikan 10 Lapas Industri Wilayah Jawa Barat

Sukabumi - Pemasyarakatan Produktif bukan sekedar wacana yang diagung-agungkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hal ini kembali dibuktikan dengan diresmikannya 10 lembaga pemasyarakatan (lapas) produksi wilayah Jawa Barat APBN-P Tahun 2016 yang dipusatkan di Lapas Kelas III Warungkiara oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H. Laoly, Sabtu (4/2). Sebelumnya, Divisi Pemasyarakatan Jawa Barat telah dinobatkan sebagai yang terbaik dalam kategori Perintis Lapas Industri tahun 2016 pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-52. Tahun ini, Lapas Warungkiara akan dijadikan sentra penggemukan sapi potong dan pertanian penunjang pakan sapi wilayah Jawa Barat. Adapun lapas-lapas lain yang juga diresmikan sebagai lapas industri di Jawa Barat adalah Lapas Sukamiskin, Lapas Cirebon, Lapas Karawang, Lapas Kuningan, Lapas Cibinong, serta Lapas Bogor. Mengusung tema “Lapas Industri Pasti NYATA,” peresmian ini bermaksud menyegerakan pelaksanaan kegiatan industri di lapas dengan memberikan keterampilan kepada narapidana melalui kegiatan industri di lapas yang disesuaikan dengan kondisi geografis masing masing daerah. Untuk itu, Menkumham meminta seluruh kegiatan industri di lapas agar mendukung program pembinaan narapidana serta harus dapat menjadi media informasi kepada masyarakat bahwa lapas/rutan tidak saja menjalankan fungsi pengamanan, melainkan juga fungsi pembinaan. “Kegiatan Industri di lapas harus dapat merubah image masyarakat dari lapas konsumtif menjadi lapas produktif. Lakukan kegiatan industri di lapas dengan profesional sehingga dapat menghasilkan PNBP serta menghilangkan stigma/cap buruk terhadap narapidana. Jalan menuju Pemasyarakatan Produktif tidaklah mudah. Petugas Pemasyarakatan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dalam melaksanakan tugas bukan hanya sekedar rutinitas semata. Melalui pembinaan kemandirian, petugas Pemasyarakatan harus mampu membentuk narapidana menjadi pribadi yang kreatif dan produktif sehingga mereka dapat menghidupi dirinya sendiri maupun keluarganya kelak setelah keluar dari lapas. Selain itu, lapas tak bisa berdiri sendiri untuk mewujudkan Pemasyarakatan Produktif. Kerja sama dengan pihak lain menjadi salah satu upaya jitu yang diambil, baik dengan kementerian/lembaga, swasta, maupun perorangan yang ingin ikut berkontribusi untuk menggali potensi narapidana. Tujuan lain pembangunan lapas industri adalah pengembangan kemampuan dan keterampilan kerja narapidana, menunjang kemandirian operasional lapas, menunjang kebutuhan masyarakat dan instansi lain, bahkan untuk skala yang lebih luas menjadi unit bisnis yang berorientasi profit untuk kepentingan negara. “Hasil karya narapidana bisa dilihat dan bisa dijual kepada masyarakat sehingga harus dibangun kerja sama dengan pihak ke tiga (kemitraan) yang membantu pengadaan bahan baku sekaligus pemasaran terhadap hasil karya narapidana demi keberlangsungan produksi industri di lapas,” harap Yasonna. Tak hanya Menkumham, acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Bupati Sukabumi, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, mitra kerja, serta tamu undangan lainnya. Menkumham juga berkesempatan menandatangani prasasti Peternakan Terpadu Lapas Industri se-Jawa barat, serta peluncuran website dan video call Warung Telekomunikasi Khusus Pemasyarakatan di Lapas Industri Warungkiara. Selain di Jawa Barat, wilayah-wilayah lainnya terus menggiatkan lapas industri. Bahkan sejumlah lapas industri sudah terlebih dulu diresmikan dan operasional seperti Lapas Pahuwato yang memproduksi sabut kelapa dan Lapas Terbuka Kendal melalui kegiatan perikanan, peternakan, pertanian, dan perkebunan.