Kisah M. Wahyu Rezki Anwar, Peserta Ujian Paket C Termuda di Lapas Bontang

Bontang - Sebagai peserta termuda dalam Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C setara SMA di Lapas kelas III Bontang, Senin (4/4) lalu, tidak membuat M Wahyu Rezki Anwar berkecil hati. Tetap semangat dan termotivasi lulus, agar bisa mendapatkan pekerjaan dari ijasah yang dimiliki.
Pemuda 19 tahun ini kini harus merasakan pahitnya tinggal di dalam jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 3 Bontang, lantaran pernah terlibat dalam kasus perampokan yang dilakukannya di salah satu daerah di Sangatta, Kutai Timur sekira setahun lalu. Vonis tahanan selama 1 Tahun 9 Bulan pun harus dijatuhkan kepadanya.
Kendati pernah mengalami masa lalu yang buruk, tak membuat Ia putus asa untuk terus menuntut ilmu. Terbukti, walau berstatus menjadi warga binaan di lapas, Ia tetap mengikuti program p

Kisah M. Wahyu Rezki Anwar, Peserta Ujian Paket C Termuda di Lapas Bontang
Bontang - Sebagai peserta termuda dalam Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C setara SMA di Lapas kelas III Bontang, Senin (4/4) lalu, tidak membuat M Wahyu Rezki Anwar berkecil hati. Tetap semangat dan termotivasi lulus, agar bisa mendapatkan pekerjaan dari ijasah yang dimiliki.
Pemuda 19 tahun ini kini harus merasakan pahitnya tinggal di dalam jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 3 Bontang, lantaran pernah terlibat dalam kasus perampokan yang dilakukannya di salah satu daerah di Sangatta, Kutai Timur sekira setahun lalu. Vonis tahanan selama 1 Tahun 9 Bulan pun harus dijatuhkan kepadanya.
Kendati pernah mengalami masa lalu yang buruk, tak membuat Ia putus asa untuk terus menuntut ilmu. Terbukti, walau berstatus menjadi warga binaan di lapas, Ia tetap mengikuti program paket C yang di selenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Melati 3 di Lapas. Senin (4/4) lalu, Ia terlihat antusias mengikuti Ujian UNPK Paket C setara SMA tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) di salah satu ruang di Lapas Kelas 3 Bontang  sebagai peserta termuda dibandingkan dengan 6 peserta lainnya.
 Ditanya seputar kesiapannya dalam menghadapi UNPK ini, Ia mengaku hanya banyak membaca dan mengerjakan latihan soal saja. Sementara untuk menghitamkan jawaban di Lembar Jawaban Komputer, Ia mengaku tidak terlalu mengalami kesulitan lantaran sudah terbiasa saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dulu.
“Persiapanya banyak belajar saja. Di sel kami juga diberikan buku fotokopian tentang kisi-kisi dan juga latihan-latihan soal. Kalau untuk menghitamkan jawaban di LJK gak ada kendala,” ungkapnya saat di wawancarai Bontang Post usai mengerjakan 50 butir soal Bahasa Indonesia di salah satu ruangan di Lapas Kelas 3 Bontang Senin (4/4) lalu. Sebelumnya, Rezki sempat merasakan duduk di bangku sekolah di salah satu SMK di Sangatta hingga kelas XII. Namun atas perbuatanya itu, membuat Ia akhirnya harus dikeluarkan dari sekolahnya. “Saya sudah kelas 3 SMK dulu. Pas 2 bulan sebelum UN, saya terkena kasus ini (perampokan, red). Akhirnya gagal untuk mengikuti UN,” sesalnya. Namun begitu, Ia mengaku tak patah semangat dalam mencari ilmu. Ia mengungkapkan, jika nanti setelah dirinya keluar dari Lapas, Ia ingin menggunakan Ijazah nya ini untuk melamar pekerjaan. “Semoga saja Ijazah saya ini nanti bisa dipakai untuk melamar kerja. Setelah keluar nanti, saya ingin berubah sebab saya sudah kapok dan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi,” harapnya.
sumber: Bontang Post

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0