Tri Hari Suci Paskah di Lapas Cipinang Sarat Nilai Pembinaan

Tri Hari Suci Paskah di Lapas Cipinang Sarat Nilai Pembinaan

Jakarta, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang kembali tegaskan komitmennya dalam pembinaan kepribadian melalui penyelenggaraan rangkaian ibadah Tri Hari Suci yang menjadi bagian dari perayaan Paskah tahun ini. Selama tiga hari berturut-turut, mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Sabtu Sunyi, Warga Binaan Kristiani dilibatkan dalam pembinaan rohani mendalam dan menyentuh sisi batiniah mereka.

Rangkaian perayaan Paskah dimulai pada Kamis (17/4) dengan Ibadah Kamis Putih yang dilaksanakan secara internal oleh Gereja Jemaat Petrus di lingkungan Lapas Cipinang. Ibadah ini menjadi momen pembasuhan hati serta mengenang pelayanan dan pengorbanan Yesus sebelum penyaliban. Warga Binaan mengikuti ibadah dengan penuh keteduhan serasa merenungkan makna pengabdian dan kasih sejati.

Puncak refleksi spiritual terjadi pada ibadah Jumat Agung (18/4) yang diseleggarakan secara virtual oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dilanjutkan dengan ibadah tatap muka di Gereja Jemaat Petrus Lapas Cipinang bekerja sama dengan Yayasan Penerus Kasih Bagi Indonesia. Suasana ibadah berlangsung khusyuk dipenuhi pujian rohani, pembacaan firman, dan khutbah penuh harapan bersama Pendeta Meinita Wungo Damping yang menekankan pentingnya kasih dan pengampunan sebagai jalan pemulihan batin.

Salah satu momen paling mengharukan adalah saat dilaksanakannya Perjamuan Kudus di mana Warga Binaan dengan penuh haru menundukkan kepala dalam keheningan, menyadari kasih tuhan tetap hadir, bahkan di balik tembok jeruji. Doa syafaat dan berkat penutup menjadi penguat spiritual bagi seluruh peserta ibadah.

Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari strategi pembinaan yang dijalankan di Lapas. “Kami ingin memastikan setiap Warga Binaan mendapatkan kesempatan yang adil untuk bertumbuh. Tidak hanya secara intelektual dan keterampilan, tetapi juga secara spiritual. Paskah menjadi momentum penting untuk merefleksikan harapan dan kebangkitan, bahkan dari masa lalu yang kelam,” tegasnya, Senin (21/4).

Sementara itu, Iwan Setiawan selaku Kepala Bidang Pembinaan menjelaskan perayaan Paskah tahun ini dirancang untuk menyentuh berbagai aspek keagamaan Warga Binaan. “Rangkaian Tri Hari Suci kami rangkai sebagai satu kesatuan pembinaan berkesinambungan. Tujuannya bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi membangkitkan kesadaran akan kasih, pertobatan, dan harapan akan perubahan,” jelasnya.

Suara hati Warga Binaan pun menjadi saksi kekuatan pembinaan rohani ini. YW, Warga Binaan yang tengah menjalani pidana atas kasus pembunuhan, menyampaikan kesan mendalam usai mengikuti ibadah. “Saya merasa dikuatkan. Di penjara ini, saya memang kehilangan banyak hal. Lewat Paskah, saya menemukan harapan. Ini bukan sekadar ibadah, tapi momen perjumpaan dengan kasih Tuhan yang memberi saya kesempatan kedua,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Rangkaian ibadah ditutup pada Sabtu Sunyi, sebuah ibadah hening dan kontemplatif yang mengajak Warga Binaan untuk merenung dalam keheningan spiritual, mempersiapkan diri menyambut hari Paskah yang sarat makna kebangkitan dan kehidupan baru. Melalui pembinaan spiritual yang menyentuh hati dan memberikan ruang refleksi, Lapas Cipinang terus membuktikan Pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, melainkan perjalanan menuju perubahan diri. Dalam terang Paskah, harapan itu terus menyala. (IR)

 


Kontributor: Lapas Cipinang

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
1
funny
0
angry
0
sad
0
wow
1