Bupati Bangkinang Syahadatkan 9 Warga Binaan Lapas

Bupati Bangkinang Syahadatkan 9 Warga Binaan Lapas

Selasa, 22 April 2014 Bangkinang Kota (HR) - Sembilan warga binaan lapas kelas II B Bangkinang, Senin (21/4) mengikrarkan diri memeluk agama Islam. Proses pengambilan syahadat dilakukan di Masjid At-Taubah lapas kelas II b, Bangkinang. Dalam proses syahadat hadir Bupati Jefry Noer yang langsung memberi bimbingan. Dalam tausiahnya, Jefry mengingatkan tentang pentingnya menjaga salat lima waktu. Karena salat adalah tiang dari seluruh sisi kehidupan. "Salatlah dengan khusuk, sesuai dengan aturan yang diajarkan, baik cara berwudhu, membaca ayat-ayat salat, dan fokus pada pikiran menghadap Allah SWT adalah kunci kita dalam beribadah kepada Allah Swt," kata Jefry. Selain bersyahadat kesembilan warga binaan juga mengikuti proses sunatan massal. Tanda-tanda orang sudah menjalankan salat yang baik dan benar lanjut Jefry, adalah berkurangnya kebohongan. "Untuk itu kita harus ingat akan kematian, dan dosa, jika kita sudah laksanakan perintah-Nya, sebesar apapun dosa kita diampuni oleh Allah SWT, " tutur Jefry. Jefry juga mengajak para warga Binaan Lapas untuk tidak bergantung kepada siapa pun kecuali Allah karena hanya Allah yang dapat membantu dalam hidup di dunia bahkan di akhirat. Kepala Lapas Agus Pritiatno mengatakan, kegiatan ini merupakan bias atau efek dari berbagai kegiatan peningkatan akhlak dan moral yang dilaksanakan di dalam Lapas yang juga bagian dari program Lima Pilar Pembangunan Kabupaten Kampar. Selama ini  Bupati Kampar H Jefry Noer selalu memperhatikan warga binaan melalui penerapan program akhlak dan moral dan pemberdayaan peningkatan ekonomi masyarakat dalam pembekalan ilmu pengetahuan di berbagai bidamg pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan wirausaha melalui pelatihan P4S-nya. Dalam laporanya Agus Pritiatno mengatakan 9 orang warga binaan yang masuk Islam di antaranya Sangkot Simanjuntak, Indra Silitonga, Junaedi Sembiring, Fernando, Hendro Pasaribu, Andre Sabaruddin, Darman Gule, Hamzah, dan Pepen. Kesembilan orang warga lapas ini lanjut Agus Pritiatno, tidak berapa lama lagi menghirup udara segar (bebas), jadi tidak ada paksaan atau intervensi dari siapapun dan betul-betul dari niat mereka.(adv/humas)   Sumber: http://www.haluanriaupress.com/