Kalapas Watampone: Penanganan Narkoba Butuh Kolaborasi & Sinergi Banyak Pihak

Watampone, INFO_PAS - Diperlukan kolaborasi dan sinergi kerja dengan pelbagai unsur terkait dalam persoalan penanganan narkotika yang kian marak keberadaannya. Hal ini ditegaskan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Watampone, Lukman Amin, saat membuka program "Rehabilitasi Narkoba Berbasis Pemasyarakatan Tahun 2020" di aula Lapas Watampone, Rabu (5/2).

“Sinergi dan kolaborasi menjadi suatu hal yang wajib kita lakukan dalam menangani persoalan narkotika dimana salah satu program untuk menanangani masalah narkotika secara berulang adalah dengan cara rehabilitasi, termasuk pelaksanaan tehabilitasi di lapas,” tutur Kalapas.

Rehabilitasi sosial bagi WBP narkotika dilakukan karena tahun ini menjadi program kerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang tertuang dalam poin ke- 4 Resolusi Pemasyarakatan 2020 dimana akan dilakukan rehabilitasi sosial  sebanyak 17. 540 WBP se-Indonesia sebagai upaya peningkatan kualitas layanan Pemasyarakatan.

Tahun ini Lapas Watampone akan melakukan rehabilitasi sosial terhadap 100 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang dibagi menjadi dua tahap pelaksanaan dimana setiap tahapannya terdiri dari 50 residen.

Hadir dalam pembukaan kegiatan rehabilitasi WBP Lapas Watampone antara lain perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone, Ketua Pengadilan Negeri, Wakil Kepala dan Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Bone, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone, serta Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Bone.

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone, AKBP Ismail Husein, mengatakan persoalan narkotika dan penyalahgunaan obat-obatan menjadi sebuah masalah global. “Dengan Indonesia darurat narkoba, diperlukan penanganan yang cepat. Pengguna narkotika dapat dicegah agar tak berulang dengan rehabilitasi karena penyalahguna narkotika merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan, yakni program rehabilitasi medis maupun sosial,” ujarnya.

Kontributor: Lapas Watampone