Pemasyarakatan Promosikan Produk WBP pada "One Day, One Prison’s Product"

Pemasyarakatan Promosikan Produk WBP pada "One Day, One Prison’s Product"

Jember, INFO_PAS - One Day, One Prison’s Product menjadi salah satu agenda peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-58, termasuk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jember. Kegiatan yang berlangsung di depan Ruang Layanan Terpadu Lapas Jember pada Kamis (31/3) itu menjadi ajang pemasaran sekaligus mengapresiasi produk-produk buatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kepala Lapas (Kalapas) Jember, Hasan Basri, didampingi Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Agus Yanto, terlihat memperkenalkan beberapa produk buatan WBP kepada pengunjung. Produk-produk yang diperkenalkan dan dijual dalam One Day, One Prison’s Product tersebut didominasi pangan mentah, seperti tempe dan jamur. Selain itu, beberapa hiasan dari kayu dan aksesori juga dipamerkan.

“WBP bisa membuat produk-produk yang kualitasnya tidak kalah dengan produk-produk di luar. Tempe contohnya, bisa setiap hari mengirim keluar. Mebel juga sedang banyak yang pesan beberapa pekan ini,” ungkap Kalapas.

Ani, salah seorang pengunjung yang membeli jamur tiram, mendukung kegiatan One Day, One Prison’s Product yang digelar. “Jamurnya terlihat segar dan baru dipanen. Harganya juga lumayan murah. Sukses terus untuk Lapas Jember,” ucapnya.

Kegiatan One Day, One Prison’s Product sebagai peringatan HBP Ke-58 juga berlangsung di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon, Sabtu (2/4). Produk WBP yang dijual adalah sawi hidroponik kepada masyarakat dan petugas Rutan Ambon.

Kepala Rutan Ambon, Jose Quelo, menjelaskan One Day, One Prison’s Product sebagai bukti WBP tidak hanya dipidana, tetapi ada kegiatan positif yang dilakukan, satunya program pembinaan kemandirian. “Program pembinaan terus kami lakukan dengan baik, tentunya dengan pengawasan petugas, sehingga bakat dan keterampilan WBP dapat terlihat dengan jelas,” ucap Jose.

Bahkan, Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Maluku, Saiful Sahri, turut membeli produk WBP Rutan Ambon. Ia menjelaskan produk dan hasil karya WBP harus selalu dipertahkan dan dikembangkan dengan baik sehingga menjadi modal yang baik ketika mereka selesai menjalani masa pidananya.

Saiful menambahkan produk WBP tidak kalah bagusnya dengan produk masyarakat di luar sehingga perlu adanya perhatian khusus dari masing-masing Kepala Unit Pelaksana Teknis untuk mendorong jajarannya terus melakukan pembinaan kepada WBP sehingga bakat dan kreativitas mereka disalurkan dan menjadi perhatian yang baik dari masyarakat. “Terus tingkatkan program pembinaan kemandirian. Kami nantikan terus hasil-hasil terbaik dari WBP. Benar mereka pernah salah dan tugas kita untuk membina. Kini saatnya mereka berkarya, mari berdayakan mereka,” ucap Saiful.

Ia juga menjelaskan program-program pembinaan yang diberikan bagi WBP, baik pembinaan kepribadian maupun kemandirian, bertujuan mengembalikan keutuhan hidup, kehidupan dan penghidupan WBP sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. “Raga mereka boleh terkurung, namun kreativitas mereka tak pernah urung,” tambah Saiful.

Kegiatan yang sama berlangsung di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Ambon, Sabtu (2/4). Pada kesempatan itu, Kepala LPKA Ambon, Catherian V. Picauly, mendampingi Kadivpas memperkenalkan beberapa produk buatan Anak.

“Semua produk yang ditampilkan ini adalah hasil kerajinan tangan Anaj LPKA Ambon berupa tas, sarung botol minum berbahan tas kresek, jam dinding, tempat tisu, dan lampu hias,” ujarnya.

Catherian juga mengatakan Anak di LPKA Ambon selalu diberi pembinaan keterampilan yang bisa meningkatkan kreativitas dan bermanfaat saat mereka kembali ke masyarakat. Kerajinan tangan hasil pembinaan keterampilan yang mereka hasilkan dapat mendukung peningkatan ekonomi keluarga sekaligus mengajarkan mereka untuk bisa mandiri.

"Tujuan pembinaan keterampilan yang kami berikan kepada Anak agar mereka bisa meningkatkan kreativitas dan kemandirian sehingga saat mereka berada di masyarakat, maka hari-hari mereka akan terus dipenuhi dengan kreativitas,” ucap Catherian.

Sementara itu, Kadivpas yang datang beserta kolega dan mitra kerja memuji produk hasil karya Anak LPKA Ambon. “Produk WBP dan Anak tidak kalah jauh kualitasnya dengan masyarakat yang ada di luar sana. Kita patut berbangga dengan mereka. Terus dukung kegiatan pembinaan kemandirian bagi Anak,” pesan Saiful. 

Lapas Kelas IIA Ambon turut mengenalkan dan memasarkan hasil karya WPP lewat kegiatan One Day, One Prison’s Product, Sabtu (2/4). Beragam produk WBP dijual dalam kegiatan tersebut mulai hasil-hasil pertanian, kerajinan tangan hingga produk jasa, seperti cuci steam mobil dan barbershop.

“Kegiatan ini diperuntukkan bagi petugas dan masyrakat pengguna layanan guna meningkatkan produktivitas WBP sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi WBP dan perolehan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penjualan produk,” ungkap Pelaksana Tugas Kalapas Ambon, Mulyoko.

Ia menambahkan kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menyosialisasikan pembinaan di Lapas Ambon. “Masyarakat jadi tahu bahwa WBP tidak menjalankan pidananya semata, namun juga dibina dengan melakukan hal-hal positif, berkreasi, dan bekerja sehingga menjadi manusia produktif,” tambah Mulyoko.

Rencananya, kegiatan ini akan digelar hingga 22 April 2022. Dengan berbagai produk yang dipamerkan mulai dari berbagai jenis makanan dan minuman, hasil-hasil pertanian, kerajinan tangan, hinggaproduk jasa, seperti cuci steam mobil, barbershop, dan salon kecantikan, diharapkan giat ini mendapat perhatian seluruh pihak, baik stakeholder terkait, pemerintah, dan masyarakat sehingga bisa berpartisipasi dengan jajaran Pemasyarakatan dalam program-program pembinaan WBP dan Anak, khususnya di Maluku. (IR)

 

Kontributor: Lapas Jember, Rutan Ambon, Divpas Maluku, LPKA Ambon, Lapas Ambon

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
1
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0