Ridar Bantah Peredaran Sabu Dikendalikan Dari Lapas

Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palangkaraya acap kali disebut mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara. Dugaan ini setelah beberapa pengedar yang diringkus polisi menyebut jika mereka dapat barang ha­ram itu dari napi yang masih menjalani hukuman. Namun dugaan itu dibantah Kepala Lapas Kelas II A Palangkaraya, Ridar. Menurutnya penuturan pengedar maupun bandar yang menyebutkan dikendalian dari dalam Lapas hanya sebatas pengalihan atau alibi saja. “Di sini bandarnya banyak, pengguna juga banyak. Tapi juga sudah kami lakukan operasi sendiri. Jadi saya kira itu hanya alibi mereka,” sebut Ridar, Jumat (6/3). Ridar menyebut jika di dalam Lapas tidak ada napi yang membawa telepon seluler. Tapi mereka diberi kesempatan untuk menghubungi keluarganya melalui warung telepon. “Di dalam ada wartel. Kita juga tempatkan petugas untuk mengawasi wartel itu terkait bagaimana pembicaraannya,” ungkapnya. Guna membuktikan kebenaran per­nyataan

Ridar Bantah Peredaran Sabu Dikendalikan Dari Lapas
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palangkaraya acap kali disebut mengendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara. Dugaan ini setelah beberapa pengedar yang diringkus polisi menyebut jika mereka dapat barang ha­ram itu dari napi yang masih menjalani hukuman. Namun dugaan itu dibantah Kepala Lapas Kelas II A Palangkaraya, Ridar. Menurutnya penuturan pengedar maupun bandar yang menyebutkan dikendalian dari dalam Lapas hanya sebatas pengalihan atau alibi saja. “Di sini bandarnya banyak, pengguna juga banyak. Tapi juga sudah kami lakukan operasi sendiri. Jadi saya kira itu hanya alibi mereka,” sebut Ridar, Jumat (6/3). Ridar menyebut jika di dalam Lapas tidak ada napi yang membawa telepon seluler. Tapi mereka diberi kesempatan untuk menghubungi keluarganya melalui warung telepon. “Di dalam ada wartel. Kita juga tempatkan petugas untuk mengawasi wartel itu terkait bagaimana pembicaraannya,” ungkapnya. Guna membuktikan kebenaran per­nyataan Ridar, dia berencana melakukan tes urine para napi, tapi se­belumnya akan dilakukan kepada para sipir, tapi waktu dan harinya belum ditentukan. “Rencana pasti ada. Kalau waktunya kita belum tahu. Kita bekerjasama dengan BNN sehingga tergantung BNN,” ucapnya. Saat ini ada 554 napi yang menghuni Lapas dan 50%-nya adalah napi dengan kasus narkoba, Sedangkan sisanya bervariasi. Dengan ratusan napi itu, Ridar menyebut kondisi Lapas sudah melebihi kapasitas dari maksimal yang seharusnya 240-an. “Sehingga ketika ada napi kasus narkoba yang baru masuk, kita langsung masukan di Kasongan,” tuturnya. (BY/B-6) Sumber : borneonews.co.id  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0