Tes Urine, Lapas Kelas II A Bandung Bebas Narkoba

SOREANG - Untuk mengantisipasi adanya jaringan peredaran narkoba di balik jeruji, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bandung di Kelurahan Wargamekar, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung memeriksa 170 warga binaannya. Hasilnya, tidak ditemukan warga binaan yang positif menggunakan narkoba. “Berdasarkan pemeriksaan urin dan tes kesehatan lainnya, hasilnya negatif. Namun, kami tetap melakukan pemeriksaan rutin untuk menghindari adanya jaringan narkoba di dalam lapas,” kata Redy, Kasi Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Perawatan Lapas Narkotika Kelas II A Bandung, Senin (20/4/2015) malam. Redy menuturkan, pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan peredaran narkoba sekaligus menindaklanjuti kasus terpidana mati Freddy Budiman yang diduga masih menjalankan bisnis narkoba dari Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Pemeriksaan yang dilakukan secara tertutup itu berlangsung pukul 19.30 WIB-22.30 WIB. Redy meyakini, warga binaan yang ada di Lapas ter

Tes Urine, Lapas Kelas II A Bandung Bebas Narkoba
SOREANG - Untuk mengantisipasi adanya jaringan peredaran narkoba di balik jeruji, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bandung di Kelurahan Wargamekar, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung memeriksa 170 warga binaannya. Hasilnya, tidak ditemukan warga binaan yang positif menggunakan narkoba. “Berdasarkan pemeriksaan urin dan tes kesehatan lainnya, hasilnya negatif. Namun, kami tetap melakukan pemeriksaan rutin untuk menghindari adanya jaringan narkoba di dalam lapas,” kata Redy, Kasi Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Perawatan Lapas Narkotika Kelas II A Bandung, Senin (20/4/2015) malam. Redy menuturkan, pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan peredaran narkoba sekaligus menindaklanjuti kasus terpidana mati Freddy Budiman yang diduga masih menjalankan bisnis narkoba dari Lapas Cipinang, Jakarta Timur. Pemeriksaan yang dilakukan secara tertutup itu berlangsung pukul 19.30 WIB-22.30 WIB. Redy meyakini, warga binaan yang ada di Lapas tersebut tidak terlibat ke dalam jaringan narkoba yang saat ini tengah ramai diberitakan. Soalnya, kebanyakan warga binaan merupakan pemakai, bukan pengedar. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ada sindikat peredaran narkoba di dalam lapas. "Makanya kami selalu melakukan pemeriksaan rutin, tujuannya untuk menghindari hal-hal tersebut," ucapnya. Saat ini, lanjut Redy, jumlah penghuni Lapas Narkotika Bandung sebanyak 1.050 orang. Kebanyakan warga binaan kebanyakan berstatus tahanan titipan yang menunggu proses persidangan dari kejaksaan dan pengadilan. Mayoritas warga binaan yang ada di Lapas tersebut, kata dia, dari Kabupaten Bandung. Sebagian besar terlibat pidana hukum seperti pencurian dan sejenisnya. Redy mengakui, pengawasan di Lapas saat ini belum optimal akibat minimnya personel. Jumlah petugas hanya 60 orang, sementara warga binaan mencapai ribuan orang. Padahal, kapasitas Lapas hanya 488 orang. “Dengan kondisi itu, banyak warga binaan yang kedapatan menggunakan telefon seluler, padahal itu dilarang. Namun, sejauh ini, mereka menggunakan HP hanya untuk berkomunikasi dengan keluarganya,” ujar Redy. (Cecep Wijaya/A-147)*** sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0