Tingkatkan Kapasitas Petugas, Ditjenpas Gelar Pelatihan Deteksi Dini Masalah dan Gangguan Kejiwaan

Tingkatkan Kapasitas Petugas, Ditjenpas Gelar Pelatihan Deteksi Dini Masalah dan Gangguan Kejiwaan

Jakarta, INFO_PAS – Kesehatan jiwa merupakan salah satu isu penting di mana Warga Binaan tidak luput dari masalah ini. Untuk itu, bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) gelar pelatihan deteksi masalah dan gangguan kejiwaan kepada para petugas yang terdiri dari Wali Pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan, dan tenaga kesehatan.  Digelar di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba dan Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat, Kamis (9/10) pelatihan ini bertujuan menguatkan kapasitas petugas Pemasyarakatan terkait deteksi dini masalah gangguan kejiwaan.

Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Ditjenpas, dr. Adhayani Lubis, melalui Kepala Kelompok Kerja Perawatan Kesehatan Lanjutan, Muhammad Kamal, menjelaskan pelatihan ini nantinya memberikan modul bagi petugas Pemasyarakatan sebagai upaya untuk melakukan deteksi dini masalah dan gangguan kejiwaan. "Hal ini dilakukan untuk mendukung penilaian Narapidana yang dituangkan dalam instrumen penilaian, yaitu SPPN di mana terdapat variabel kesehatan mental di dalamnya,” terangnya.

Meski demikian, disadari adanya keterbatasan yang terjadi di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan, khususnya dari sisi perawatan kesehatan. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Ditjenpas untuk terus berproses dalam mengendalikan masalah kesehatan jiwa dari sisi regulasi.

“Program kesehatan jiwa tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan saja, namun semua elemen petugas Pemasyarakatan saling bersinergi untuk mencegah dan mengendalikan masalah kesehatan jiwa,” lanjut Kamal

Melalui pelatihan ini, diharapkan adanya peningkatan kapasitas petugas Pemasyarakatan, khususnya terkait kesehatan jiwa Warga Binaan. Adapun pembinaan dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya pengamatan, lewat komunikasi dialog, wawancara, atau alat ukur instrumen.  Hal tersebut dimaksudkan agar setelah mengetahui kondisi/masalah kesehatan jiwa Warga Binaan, dapat dipetakan kebutuhan untuk program pembinaannya.  (yp)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0