WBP Terus Dibina dengan Kegiatan Kerohanian

WBP Terus Dibina dengan Kegiatan Kerohanian

Ambon, INFO_PAS - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Kristen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III ikuti pembinaan kerohanian, Sabtu (16/10). Bertempat di Gereja Ekklesia Lapas Perempuan Ambon, giat kerohanian ini bertema "Menuju Kesempurnaan dengan Berbagi Pengalaman dan Menjadikannya Pelajaran Hidup".

Salah satu WBP berinisial JM menyebut kegiatan kerohanian bermanfaat bagi dirinya agar menyadari kesalahanya dan tidak mengulangi kesalahan atau tindakan pidana lainya yang menyebabkan terjerumus ke jalan yang salah. Ketika berbagi pengalaman hidup dengan teman-teman, saya merasa harus melakukan perubahan dalam diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” urainya.

Pada kesempatan yang sama, Pendeta Corneles Huwae selaku pembina kegiatan kerohanian menjelaskan pembinaan bagi umat di luar maupun di dalam Lapas berbeda. WBP memiliki masalah tersendiri sehingga diperlukan pendekatan berbeda dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

"WBP dalam kondisi yang bermasalah, dipenuhi beban, masalah antara dirinya dan keluarganya. Bagaimana cara kita masuk menjadi solusi atas problematika emosional mereka. Karena itu, ini menjadi pengalaman hidup yang harus dibagikan untuk kita semua dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Sang pencipta,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Ambon, Ellen M. Rissakota, menjelaskan pembinaan kepribadian dilaksanakan dengan melakukan kerja sama dengan pihak-pihak yang dapat memberikan pembinaan, baik Kementerian Agama maupun Yayasan Bangkit dan Bersinar agar pembinaan tetap berjalan optimal. Kegiatan pembinaan dilaksanakan setiap Senin dan Sabtu, yaitu ibadah Buka Usbu dan Tutup Usbu sebagai implementasi dari pendidikan spritual dan kerohanian agar semua yang diperoleh menjadi pelajaran dan pengalaman hidup,” jelas Ellen. 

Pembinaan kerohanian juga diberikan kepada WBP Lapas Saparua berupa tausiah, Minggu (17/10). Ini juga merupakan wujud Rancangan Aktualisasi Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil an. Firza Achmad Madiun berjudul "Optimalisasi Pelaksanaan Pembinaan Kerohanian” yang mengundang Ustaz La Rintinga untuk memberikan tausiah kepada WBP.

Firza mengungkapkan isi dari ceramah yang disampaikan ustaz, yaitu pentingnya seorang Muslim melaksanakan salat lima waktu dan salat-salat sunah yang diajarkan Rasul kepada umatnya. Ia juga berterima kasih kepada Ustaz La Rintinga yang telah bersedia memberikan tausiah kepada WBP.

“Semoga dengan adanya tausiah ini dapat mengubah perilaku dan sikap WBP agar menjadi pribadi yang taat beragama,” harap Firza.

Pada kesempatan yang sama, Ustaz La Rintinga mengaku bersemangat untuk melakukan tausiah pertamanya di Lapas. “Semoga menjadi pedoman untuk kita semua agar menjadi orang yang lebih baik lagi ke depannya,” ungkapnya.

Kalapas Saparua, Ernes L. Laturette, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan tersebut. Pasalnya, siraman rohani membantu WBP dalam membina sikap dan perilaku mereka.

“Hal semacam ini perlu dilakukan agar pembinaan sikap dan perilaku Islamiyah WBP terbentuk melalui ceramah yang disampaikan ustaz,” ungkap Ernes. 

Di Lapas Kelas IIB Piru digelar bimbingan rohani bagi puluhan WBP Kristen untuk membangun kepribadian yang lebih baik dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, Senin (18/10). Bertempat di Gereja Ebenhaezer Lapas Piru, puluhan WBP antusias mengikuti pembinaan yang diawali dengan puji-pujian penyembahan, pembacaan, pendalaman Alkitab, dan diakhiri dengan doa.

Gander Siyahailatua selaku petugas yang memberi pembinaan menyampaikan selama ini WBP berada di jalan yang tidak benar dengan berbagai godaan masalah. “Kami menilai pentingnya pembinaan dengan memberikan siraman rohani hingga pendalaman Alkitab sehingga diharapkan tidak terulang lagi kesalahan yang pernah dilakukan di masa yang akan datang,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Kegiatan Kerja, Abdurrachman Bahta, mengatakan pihak Lapas gencar memberikan program pembinaan kerohanian. Tidak hanya kepada WBP Kristen, tetapi juga WBP Muslim.

“Tujuan kami agar WBP memahami dan mengerti konsep diri positif dan konsep diri negatif yang ada dalam diri mereka sendiri sehingga mempunyai harapan ke depan serta memberikan motivasi, pembelajaran, dan mampu memperbaiki diri menjadi lebih baik,jelas Bahta.

Di tempat terpisah, Kalapas Piru, Taufik Rachman, mengapresiasi jajaran pembinaan dalam menyelenggarakan pembinaan kerohanian kepada WBP. Ia berharap kegiatan positif ini dapat bermanfaat dan mampu mengubah kehidupan WBP. “Saya yakin jika kita ajarkan mereka ke jalan yang benar, mereka dapat bertumbuh, melayani Tuhan, dan meninggalkan perbuatan lamanya,” tutup Taufik. (IR)

 

 

Kontributor: LPP Ambon, Lapas Saparua, Lapas Piru

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
1
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0