Cek Kesiapan ZI, Lapas Rangkasbitung Gandeng Ombudsman RI
Rangkasbitung, INFO PAS - Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Rangkasbitung gerak cepat melanjutkan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Kali ini, Lapas Rangkasbitung menggandeng dan mengundang Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Banten, Dedy Irsani, Kamis (23/7).
Kedatangan tersebut untuk meninjau sejumlah fasilitas dan layanan di Lapas Rangkasbitung serta memberikan penguatan kepada seluruh petugas dalam menyongsong persiapan Tim Penilai Nasional dalam meraih predikat ZI menuju WBK/WBBM.
Kepala Lapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto, mengapresiasi kedatangan Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Banten. Ia pun menyampaikan gambaran umum progres pembangunan ZI di Lapas Rangkasbitung.
“Sejalan dengan progres yang tengah kami bangun, sinergi, masukan, arahan, serta diskusi kami butuhkan demi kesuksesan tahapan dan peningkatan pelayanan publik. Apalagi Ombudsman memiliki kapasitas untuk menilai kepatuhan layanan bidang pemerintahaan dan reformasi birokraksi. Semoga arahannya bisa menambah semangat dan meningkatkan pelayanan kami kepada masyarakat," harap Budi.
Selanjutnya, Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Banten, Dedy Irsani, menyampaikan tugas pokok Pemasyarakatan berbeda dengan instansi lainnya, terutama di Kementerian Hukum dan HAM. Banyak indikator yang harus dicapai dan diimpelemntasikan jika ingin meraih predikat ZI menuju WBK/WBBM. Tidak mudah, namun juga tidak sulit asal konsistensi dan komitmen dalam implementasi.
“Saya melihat dari depan sampai ke dalam lapas sudah sangat baik menyiapkan sarana layanan. Tinggal ditingkatkan dan dipertahankan, terutama dalam impelemntasinya. Kita harus melayani masyarakat di dalam, yaitu Warga Binaan Pemasyarakatan, dan di luar, yaitu pengunjung dan masyarakat lain. Impelementasi enam area perubahannya juga harus jelas dan konkret dilaksanakan dengan baik. Saat ini sudah semakin terbuka sehingga muaranya adalah pembangunan ZI harus dapat meningkatkan pelayanan publik. Kalau tidak meningkat, berarti tidak ada perubahan," urai Dedy.
Terkait masalah klasik di lapas adalah, yakni over kapasitas, diakuinya hampir terjadi di seluruh lapas. Maka, petugas harus memiliki pendekatan khusus, humanis, dan kekeluargaan.
"Flashback ke belakang, terjadi banyak gangguan keamanan karena adanya layanan yang tidak diberikan secara baik. Ada prosedur yang dilanggar. Maka, konsep pembinaan harus dapat memanusiakan sebagaimana memperlakukan manusia dengan baik. Alhamdulillah, Lapas Rangkasbitung sudah menjalankan dengan baik. Terlihat dari suasana lapas yang bersih, asri, dan nyaman,” puji Dedy.
Kontributor: Pratamadzyogas