Hadirkan Psikolog Jerman, Lapas Semarang Berikan Terapi Psikologis Metode Biodansa

Hadirkan Psikolog Jerman, Lapas Semarang Berikan Terapi Psikologis Metode Biodansa

Semarang, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang memberikan terapi psikologis dengan metode biodansa bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Kamis (12/3). Kegiatan ini dapat berjalan berkat kerja sama Lapas Semarang dengan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.

Bahkan, kegiatan yang diikuti 50 WBP tersebut menghadirkan psikolog dari Center of Educational Health Universitas Leipzig Germany, Prof. Dr. Habil Marcus Stuck. Bertempat di ruang Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan mulai pukul 09.00 WIB, kegiatan dibuka Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Semarang, Ari Tris Ochtia Sari.

"Ini merupakan salah satu implementasi kerja sama yang telah terjalin antara Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dengan Lapas Semarang dalam hal Tri Dharma Perguruan Tinggi di lapas," ungkap Okta, sapaan akrabnya.

"WBP diberikan keterampilan untuk memahami diri sendiri dan orang lain, terkoneksi dengan dunia melalui gerak-gerak yang dinamis dengan iringan musik,lanjutnya.

Dalam biodansa ini, beberapa orang berkumpul di dalam satu ruangan dan melakukan gerakan tari yang menyenangkan sehingga bisa membuat peserta menjadi lebih rileks. Selain itu, dalam biodansa peserta seperti kembali ke masa anak-anak yang sedang bermain-main.

Peserta biodansa harus melepaskan alas kaki, lalu saling berpegangan tangan dan bergerak bersama maju mundur. Lalu, diikuti dengan gerakan mencari pasangan dan nantinya peserta diminta berganti-ganti pasangan, namun harus tetap mempertahankan kontak mata dengan peserta lainnya.

Gerakan yang dilakukan ini dimulai dengan gerakan ringan yang nantinya meningkat lebih cepat, seperti pada gerakan kuda binal yang menuntut peserta untuk bergerak lebih aktif. Aktivitas fisik yang menyenangkan membuat peserta lebih merasa rileks dan bahagia. Pendekatan ini juga membuat orang lebih mudah mengekspresikan diri sehingga dapat mencegah stres.

"Dalam biodansa, ada kekuatan kelompok, kekuatan tari atau gerak, dan juga musik," ujar psikolog Habil Marcus Stuck.

 

 

Kontributor: Fajar Sodiq

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0