Intensifkan Pendidikan WBP, Lapas Rangkasbitung Teken PKS dengan Untirta

Intensifkan Pendidikan WBP, Lapas Rangkasbitung Teken PKS dengan Untirta

Rangkasbitung, INFO PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung sepakati kerja sama dengan Program Studi (Prodi) Pendidikan Nonformal Fakultas (PNF) Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat). Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara kedua belah pihak ditandatangani pada Sabtu (18/12) di Aula Lapas Rangkasbitung.

PKS tersebut ditandatangani Kepala Lapas (Kalapas) Rangkasbitung, Budi Ruswanto, dan Sekretaris Prodi PNF Untirta, Dadan, disaksikan pejabat struktural Lapas Rangkasbitung, dosen pembimbing Untirta, dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Rangkasbitung. Budi menuturkan jalinan kerja sama bidang pendidikan diharapkan menghasilkan dan meningkatkan kualitas pembinaan dan Sumber Daya Manusia petugas dan WBP. Untuk mewujudkan cita-cita Pemasyarakatan, tiga pilar utama Pemasyarakatan, yakni petugas, WBP, dan masyarakat harus bersinergi di mana Prodi PNF Untirta adalah bagian dari sistem masyarakat.

“Tentunya dengan kerja sama ini makin menguatkan kualitas pembinaan kepribadian, terutama pendidikan dan pelatihan bagi WBP. Pihak akademisi tentu saja menjadi jembatan yang positif dan efektif dengan pihak luar sehingga proses pembinaan dan stigma Pemasyarakatan akan makin baik di mata masyarakat ke depan.  WBP juga makin termotivasi memperoleh life skill yang bermanfaat baginya," ucap Budi.

Senada, Sekretaris Jurusan Prodi PNF Unitra, Dadan, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat jajaran Lapas Rangkasbitung terhadap Untirta. Hal ini menjadi cikal bakal kelanjutan program lainnya.

“Kami sangat apresiasi keterbukaan Lapas Rangkasbitung untuk bermitra dengan pihak luar, terutama civitas akademisi. Kami ingin terus mendukung pembinaan di Lapas melalui esensi Tri Darma Perguruan Tinggi, memberikan pendidikan, serta melaksanakan penelitian dan pengabdian bagi masyarakat, terutama di Lapas Rangkasbitung. Semoga sinergi ke depannya dengan jurusan lain juga dapat terlaksana dengan baik,” harap Dadan. 

Pada kesempatan yang sama, dilakukan penutupan Program Latihan Profesi (PLP) mahasiswa Prodi PNF Untirta sekaligus penutupan program pengentasan buta aksara bagi WBP Lapas Rangkasbitung yang telah berlangsung selama dua bulan. Bahkan, WBP menerima penghargaan serta sertifikat webinar dan pendidikan sebagai peserta program.

"Alhamdulillah, program selesai dengan baik dan lancar. Tentu saja kami harapkan akan ada program-program lanjutan agar makin bersinergi dan berkesinambungan ke depannya,” ucap Kalapas.

Ia juga mendapat laporan implementasi mahasiswa PLP di Lapas sangat baik di mana melalui program pengentasan buta aksara dasar, WBP bertambah ilmunya dari blank terhadap huruf dasar sekarang minimal sudah bisa mengenal dan tahu, bahkan ada yang sudah mahir membaca dan berhitung dari total 20-an peserta. "Semoga ini menjadi cikal bakal dan memberikan manfaat bagi kita semua,” harap Budi.

Perwakilan mahasiswa, Angga, menyampaikan banyak memperoleh inspirasi dan pembelajaran penting selama di Lapas.  “Bukan saja WBP yang belajar, namun kami juga banyak mendapat pembelajaran di sini. Semoga menjadi bekal untuk kami impelementasikan di kehidupan nantinya. Semua orang adalah guru serta seluruh tempat adalah sekolah dan area untuk belajar,” urainya.

Salah satu WBP, sebut saja ES, mengungkapkan rasa senangnya atas raihan sertifikat pendidikannya. “Ini menjadi bukti bahwa belajar jangan berhenti karena umur dan berada di Lapas. Justru kita harus manfaatkan dengan sebaik-baiknya kesempatan di manapun bisa belajar,” pungkasnya. (IR)

 

Kontributor: Lapas Rangkasbitung

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0