Garut, INFO_PAS - Tinggi dan tebalnya tembok jeruji besi tak menghalangi rasa kepedulian dan empati Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) terhadap anggota masyarakat yang tengah tertimpa bencana. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan “Jambore Narapidana Untuk Kemanusiaan†pada tanggal 12-14 Oktober 2016 di Garut, Jawa Barat.
Ratusan peserta dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Riau ikut ambil bagian dalam kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan ini. Peserta lainnya adalah Klien Pemasyarakatan, Petugas Pemasyarakatan, serta Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Taruna Politeknik Ilmu Imigrasi.
Tahun-tahun sebelumnya, Jambore Narapidana dipusatkan. Bumi Perkemahan Cibubur, Jawa Barat. Namun, tahun ini berlokasi di Lapangan Merdeka (Lapangan Kerkhof) Kabupaten Garut, Jawa Barat. Namun, tahun ini berlokasi di Kabupaten Garut sebagai bentuk empati terhadap masyarakat yang tengah mengalami musibah bencana. Jiwa sosial para WBP diwujudkan dengan melakukan pembersihan rumah sakit umum, sekolah, panti jompo, rumah ibadah, serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
Sebelumnya telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Sekolah Luar Biasa Dharma Karyadhika oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan K. Dusak, Selasa (11/10). Layaknya jambore, kegiatan ini juga diisi dengan penyalaan api unggun serta lomba baris-berbaris, kesenian, dan kepramukaan antar peserta.
“Rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama tak bisa dihalangi oleh tebal dan tingginya tembok penjara. WBP adalah sumber daya manusia potensial walaupun tidak berada langsung di tengah-tengah masyarakat,†tegas Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly.
Sekali lagi, kegiatan ini membuktikan bahwa WBP mau dan mampu memberikan sumbangsih untuk turut serta secara aktif membangun masyarakat dan negara. Ini juga bukti bahwa program pembinaan terhadap WBP sebagaimana tujuan Sistem Pemasyarakatan membuahkan hasil positif. WBP didekatkan dengan masyarakat dalam upaya reintegrasi sosial sehingga bisa me-readaptasi sistem nilai yang berlaku di masyarakat sebagai bekal saat mereka bebas. Artinya, WBP perlu mendapat perhatian dan sentuhan dari seluruh lapisan sebagai bagian dari anggota masyarakat. ***
Humas ditjenPAS