“Kami Dianggap Super Hero”

Penghuni Lapas Diawasi 7 Orang, Kata Orang Kanwil Kemenkumham, “Kami Dianggap Super Hero” Muslihat Keluar-Masuknya Narkotika Ala Napi, dari Pembalut Wanita hingga Sendal Jepit   Pontianak – Wajar saja Lapas Klas II A Pontianak disebut sebagai ‘Mal’-nya jual beli Narkotika. Kurangnya pengawasan berefek sindikat meraup keuntungan gila-gilaan dari perdagangan Narkoba di balik jeruji. Sampai-sampai, bisnis dengan laba miliaran rupiah itupun dapat dikendalikan dari sana. Alasan dari otoritas terkait Lapas sebenarnya cukup masuk akal, selain jumlah penghuni Lapas sudah melebihi kuota, petugasnya pun hanya berjumlah tujuh orang. Seharusnya, Lapas Klas II A Pontianak hanya menampung 500 narapidana. Namun, terakhir didata pada Jumat lalu, jumlah tahanan mencapai 703 orang. Dapat dibayangkan betapa beratnya 1 orang petugas mengawasi 100 orang. "Kita dianggap Super Hero," cetus Kepala Divisi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah (Kanwil) Kem

“Kami Dianggap Super Hero”
Penghuni Lapas Diawasi 7 Orang, Kata Orang Kanwil Kemenkumham, “Kami Dianggap Super Hero” Muslihat Keluar-Masuknya Narkotika Ala Napi, dari Pembalut Wanita hingga Sendal Jepit   Pontianak – Wajar saja Lapas Klas II A Pontianak disebut sebagai ‘Mal’-nya jual beli Narkotika. Kurangnya pengawasan berefek sindikat meraup keuntungan gila-gilaan dari perdagangan Narkoba di balik jeruji. Sampai-sampai, bisnis dengan laba miliaran rupiah itupun dapat dikendalikan dari sana. Alasan dari otoritas terkait Lapas sebenarnya cukup masuk akal, selain jumlah penghuni Lapas sudah melebihi kuota, petugasnya pun hanya berjumlah tujuh orang. Seharusnya, Lapas Klas II A Pontianak hanya menampung 500 narapidana. Namun, terakhir didata pada Jumat lalu, jumlah tahanan mencapai 703 orang. Dapat dibayangkan betapa beratnya 1 orang petugas mengawasi 100 orang. "Kita dianggap Super Hero," cetus Kepala Divisi Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM Kalbar, Darmadji, pekan lalu. Imbuh dia, "Ini (Napi,red) kucing-kucingan dengan kita. Mereka mencari kelengahan kita. Karena, sebagian petugas jaga di atas, ada yang keliling, belum lagi mengawal yang sakit". Lebih dari separuh atau 427 Napi tersandung kasus Narkoba, 387 Napi sebagai pengguna dan 40 Napi ditahan dengan status bandar maupun pengedar. Darmadji menyatakan, seharusnya Napi Narkoba ditempatkan di Lapas khusus yang ada program rehabilitasinya. Sehingga, pembinaan dan perawatan bisa diberikan agar ketika keluar dari Lapas dapat menjadi orang benar. Bagaimana dengan rencana pembangunan Lapas khusus Narkoba di Kalbar yang isunya sudah berdengung sejak lama? Dua tahun yang lalu, Darmadji menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan untuk membangun. Kawasan Air Hitam, Jalan Peniti (Sungai Pinyuh), Kabupaten Mempawah, disetujui Kemenkumham menjadi lokasi Lapas. "Problemnya di anggaran," ujarnya. Belakangan, BNN mengungkap kasus duo napi, Jacky Chandra (35) serta Koei Yiong alias Memey (37), yang mengendalikan jaringan Narkoba dari Lapas Klas II A dengan barang bukti 5 kilogram Sabu dan 20 pil Ekstasi. Ini bukan kasus pertama yang terkuak, jauh sebelumnya kepolisian juga kerap mengungkap kasus peredaran Narkoba di Lapas tersebut. Berkaca dari kasus-kasus itu, Kanwil Kemenkum dan HAM mengaku telah melakukan sidak di Lapas. "Kami melakukan upaya operasi ke dalam. Kita hanya dapatkan alat komunikasi. Untuk Narkobanya ada indikasi, namun tidak ada bukti yang akurat," tutur Darmadji. Ia membeberkan, banyak cara dilakukan para Napi untuk mengeluarkan dan memasukkan Narkoba ke Lapas. Bayi dan perempuan yang tengah haid (maupun pura-pura) menjadi sasaran untuk menyalurkan Narkoba yang disimpan di popok bayi dan pembalut wanita. "Kan tidak mungkin kita periksa sedetail itu. Kalau kita melarang tidak boleh bawa barang-barang ini, nantinya melanggar HAM pula. Saya perintahkan, tega tidak tega, bayi juga harus diperiksa petugas," terang Darmadji. Muslihat lain, menaruh Narkoba di belahan ikat pinggang Napi, celah celana jeans, sandal jempit (dibelah lalu dilem), minuman sachet, buah pepaya (tengahnya bolong besar dan lembut), kacang kulit, serta barang kebutuhan lainnya. Solusinya, lanjut Darmadji, Koperasi Lapas harus menyediakan barang lengkap yang sesuai kebutuhan para napi. Agar, tidak lagi ada yang menjenguk membawakan makanan. Sendal pengunjung napi pun juga harus ditukar di lobi pemeriksaan. Kekurangan petugas dan sarana prasarananya, lanjut dia, seharusnya diperbantukan dengan alat bantu yang ditunjang, seperti alat deteksi. "Sampai kami berpikir, bagaimana suatu ketika kami siapkan (beli sendiri, red) alat tes urine, untuk napi," ungkap Darmadji. Bisnis Narkoba menjanjikan keuntungan wah, bagaimana dengan petugas Lapas-nya sendiri? Ia membenarkan peredaran Narkoba secara leluasa dalam Lapas bisa saja terjadi akibat petugas setempat yang tidak betul. "Kalau petugas kita salah, kita libas. Seperti di Ketapang, kita pecat satu pegawai kita," demikian Darmadji. Sumber : rakyat-kalbar.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0