Kumpulkan Klien Nasrani, Bapas Ambon Laksanakan Bimbingan Kerohanian

Kumpulkan Klien Nasrani, Bapas Ambon Laksanakan Bimbingan Kerohanian

Ambon, INFO_PAS – Balai Pemasyarakatan (Bapas) Ambon kembali menggelar bimbingan kerohanian bagi klien Nasrani, Kamis (22/7). Berlokasi di aula Bapas, seluruh Klien berkumpul untuk mengikuti bimbingan kerohanian dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu wajib memakai masker, mencuci tangan, pakai hand sanitizer, dan duduk menjaga jarak.

 

Marthina Solilit selaku Kepala Subseksi Bimbingan Klien Dewasa mengatakan Klien Nasarani yang mengikuti bimbingan kerohanian kali ini berjumlah 24 orang dan dilayani Pendeta Nelas Huwae dengan mengusung tema “Hidup Karena Kasih Karunia Tuhan, Diselamatkan untuk Menyelamatkan”.

 

“Puji Tuhan, meskipun dalam kondisi COVID-19, tidak menyurutkan niat kami untuk terus melaksanakan bimbingan kerohanian, baik bagi Klien Islam maupun Nasarani. Ini merupakan program wajib tahunan dari Bapas Ambon sebagai bentuk pembimbingan Klien berkelanjutan agar program reintegrasi sosial dapat berjalan sebagaimana mestinya,” ucap Marthina.

 

Pendeta Nelas Huwae yang melayani dalam bimbingan kerohanian kali ini mengatakan manusia hidup karena kasih karunia di mana kita diselamatkan untuk menyelamatkan orang lain. “Pengorbanan Yesus Kristus di tiang kayu salib merupakan bentuk kasih karunia Tuhan bagi manusia untuk diselamatkan dari jurang dosa menuju keselamatan yang kekal. Anda dan saya sudah diselamatkan melalui pengorbanan Yesus. Demikian, kita semua dituntut untuk bisa memberi diri melakukan kehendak Tuhan dengan menjadi saksi untuk menyelamatkan orang lain. Semuanya hanya bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus,” terangnya.

 

Pendeta Nelas juga berharap seluruh Klien Bapas tetap hidup dan menyatakan kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus. Itu berarti secara bersama-sama setiap orang percaya harus meninggalkan gaya hidupnya yang lama, seperti iri hati, kebencian, kemunafikan, dan segala bentuk dosa kefasikan, serta keinginan-keinginan bersifat duniawi.

 

“Kita harus hidup di dalam kasih karunia, berusaha membangun hidup positif, bijaksana, beribadah, berdoa, menunjukkan hidup mulia dengan melakukan hal berguna, dan bermakna bagi orang lain, baik dalam keluarga, pergaulan, bahkan di lingkungan masyarakat,” ajaknya. (IR)

 

 

Kontributor: Ody S.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0