Perkuat Kapasitas Diri, Warga Binaan Lapas Atambua Antusias Belajar PKN dan Keaksaraan

Perkuat Kapasitas Diri, Warga Binaan Lapas Atambua Antusias Belajar PKN dan Keaksaraan

Atambua, INFO_PAS - Semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri ditunjukkan oleh Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua. Pada Senin (3/11) Warga Binaan mengikuti sesi pembelajaran informal yang diselenggarakan berkat kolaborasi dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Deflobamorata Atambua.

Kepala Lapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan, menjelaskan pendidikan nonformal melalui program kesetaraan bagi Warga Binaan merupakan salah satu upaya strategis rehabilitasi. "Proses rehabilitasi Warga Binaan dapat dilihat dari kesempatan sebesar-besarnya bagi mereka untuk mengenyam pendidikan dari yang belum bisa menulis ataupun membaca sehingga bisa menulis dan membaca. Semoga ilmu pengetahuan yang diperoleh mampu menjadikan mereka pribadi yang berguna bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa," harapnya.

Kegiatan yang berlangsung di media center Lapas Atambua dan berfokus pada dua materi penting, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) serta pengenalan dasar huruf dan angka. Sesi pertama diisi dengan materi PKN yang dibawakan oleh tutor, Intan. Dengan penuh perhatian, Warga Binaan menyimak penjelasan mengenai nilai-nilai kewarganegaraan, hak dan kewajiban, serta pentingnya menaati hukum dan beretika sebagai bagian dari masyarakat.

“Kesadaran berbangsa dan bernegara dibutuhkan sebagai bekal reintegrasi sosial untuk membentuk Warga Binaan menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki karakter bangsa yang kuat,” jelas Intan.

Sesi kedua dilanjutkan dengan kelas keaksaraan, yaitu pengenalan huruf dan angka yang diajarkan oleh tutor, Desi. Program ini sangat krusial, terutama bagi Warga Binaan yang mungkin tidak sempat menyelesaikan pendidikan formal atau memiliki keterbatasan dalam hal membaca dan menulis.

“Pembelajaran dilakukan dengam menggunakan papan peraga suku kata untuk memudahkan Warga Binaan dalam memahami dan mengingat kombinasi huruf. Dengan kemampuan membaca dan menulis diharapkan Warga Binaan membuka pintu peluang lain, baik dalam mengakses informasi, mengikuti pelatihan keterampilan, maupun mempersiapkan diri untuk berwirausaha,” harap Desi.

Daud, salah seorang Warga Binaan, memandang pendidikan sebagai alat utama untuk memperbaiki diri, menyadari kesalahan, dan tidak mengulangi tindak pidana. “Pendidikan ini bukan sekadar mengisi waktu, tapi sebuah harapan besar. Kami janji, ilmu yang didapat di Lapas ini akan kami bawa pulang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi keluarga. Kami tidak mau mengecewakan kesempatan kedua ini,” tegasnya.

Kolaborasi Lapas Atambua dengan PKBM Deflobamorata membuktikan pembinaan Warga Binaan melibatkan peran aktif dari berbagai elemen masyarakat untuk menempatkan mereka sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri, tanpa memandang sebelah mata. Hal ini karena Warga Binaan adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. (IR)

 

 

Kontributor: Lapas Atambua

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0