Pesantren Lapas Tembilahan Ajari Narapidana Baca Alquran

TEMBILAHAN -- Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, memiliki pondok pesantren yang diperuntukkan bagi warga binaan atau narapidana. Pondok Pesantren Lapas Kelas IIA Tembilahan ini telah dibangun sejak empat tahun lalu, dan pesantren yang ada itu dikenal dengan Pesantren At-tauba. "Di pesantren ini ada banyak kegiatan keagaaman yang dilakukan," kata Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik Lapas Tembilahan, Marjohan di Tembilahan, Rabu (10/6). Dia mengatakan setiap Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu selalu diadakan kegiatan mengaji, ceramah dan kegiatan belajar mengenal huruf Alquran. "Bagi warga binaan yang tidak bisa mengaji atau belum mengenal huruf-huruf Alquran, mereka dapat belajar disini," ucapnya. Dia menyebutkan bahwa kegiatan pembinaan ini bekerja sama dengan departemen agama dan Masjid Al-Huda Tembilahan. "Tidak mudah untuk mewujudkan pesantren dalam Lapas, namun sejauh ini antusias dari warga binaa

Pesantren Lapas Tembilahan Ajari Narapidana Baca Alquran
TEMBILAHAN -- Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, memiliki pondok pesantren yang diperuntukkan bagi warga binaan atau narapidana. Pondok Pesantren Lapas Kelas IIA Tembilahan ini telah dibangun sejak empat tahun lalu, dan pesantren yang ada itu dikenal dengan Pesantren At-tauba. "Di pesantren ini ada banyak kegiatan keagaaman yang dilakukan," kata Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik Lapas Tembilahan, Marjohan di Tembilahan, Rabu (10/6). Dia mengatakan setiap Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu selalu diadakan kegiatan mengaji, ceramah dan kegiatan belajar mengenal huruf Alquran. "Bagi warga binaan yang tidak bisa mengaji atau belum mengenal huruf-huruf Alquran, mereka dapat belajar disini," ucapnya. Dia menyebutkan bahwa kegiatan pembinaan ini bekerja sama dengan departemen agama dan Masjid Al-Huda Tembilahan. "Tidak mudah untuk mewujudkan pesantren dalam Lapas, namun sejauh ini antusias dari warga binaan disini cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang di adakan lapas," ungkapnya. Dia mengungkapkan setiap acara keagamaan, warga binaan yang mengikuti acara itu berjumlah sekitar 30 hingga 40 orang dan mereka semua dapat mengikuti peraturan yang ada. Selain itu dia menyampaikan bahwa pendirian pondok pesantren ini merupakan bentuk terobosan dalam upaya pembinaan mental kerohanian. "Kami berharap dengan adanya pesantren ini kedepannya dapat mengubah mental warga binaan agar hidupnya lebih terarah, tidak mengulangi lagi tindakan-tindakan pidana lainnya dan dapat berguna bagi keluarga dan masyarakat," katanya.   sumber:  www.republika.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0