Pesantren Taubatan Nasuha Siap Cetak WBP Qur'ani

Pesantren Taubatan Nasuha Siap Cetak WBP Qur'ani

Tenggarong, INFO_PAS - Sejak diresmikan pada 1 April 2021, Pesantren Taubatan Nasuha Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong terus berbenah, baik dalam hal kurikulum maupun penyediaan sarana pembelajaran. Hal ini untuk mewujudkan cita-cita dari pendirian pesantren ini, salah satunya mencetak Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang mempunyai pemahaman ilmu keagamaan sebagai bekal saat kembali ke masyarakat.

"Program pesantren ini merupakan salah satu perwujudan dari tujuan Pemasyarakatan, yakni pulihnya hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan WBP saat kembali ke masyarakat nanti," ujar Kepala Seksi Pembinaan Narapidana/Anak Didik, Ahmad Harnadi, sekaligus penanggung jawab program, Rabu (19/1).

Salah satu program unggulan Pesantren Taubatan Nasuha adalah program tahfiz. Program tahfiz di Pesantren Taubatan Nasuha, selain mewajibkan santri untuk setoran hafalan setiap hari, diadakan juga ujian tahfiz dua kali dalam setahun. "Tujuan ujian tahfiz ini ingin mengetahui sejauhmana kemampuan santri dalam menghafal. Tidak sekadar jumlah hafalannya yang diperhatikan, namun yang tidak kalah pentingnya adalah cara pengucapan/membaca Al-Quran," ujar Ahmad Harnadi.

Dari 98 WBP yang saat ini mengikuti program santri, terdapat beberapa santri yang fokus melakukan murojaah atau setor hafalan Al-Qur’an, salah satunya Apraja, WBP tindakan pidana narkoba. "Sejak awal saya jadi santri Pesantren Taubatan Nasuha, keinginan untuk menghafal Al-Qur'an makin kuat," ujarnya di sela-sela kegiatan pembelajaran.

WBP yang sudah mempunyai hafalan tiga juz ini setiap harinya selalu melakukan murajaah kepada guru pendamping yang telah ditunjuk. "Semoga di bulan Maret nanti saya bisa ikut ujian tahfiz yang kedua kali dan bisa sampai lima juz hafalannya," harap Apraja.

Kepala Lapas Tenggrong, Agus Dwirijanto, mengungkapkan pesantren ini merupakan inovasi program pembinaan. Dengan keterbatasan lahan, Lapas Tenggarong coba membuat terobosan baru.

"Program pesantren adalah modifikasi dari rehabilitasi sosial bagi WBP kasus narkotika. Karena program rehabilitasi sosial membutuhkan ruang khusus dan kami memiliki keterbatasan ruang, jadi kami coba modifikasi menjadi program pesantren," ujar Agus.

Ia berkeinginan saat ujian pertama tahfiz dapat mengundang wakil Kementerian Agama dan Lembaga Tahfiz Al-Qur'an yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. “Semoga ke depannya program ini makin berkualitas, baik dari segi hasil maupun program pembelajarannya,” harap Agus. (IR)

 

Kontributor: Lapas Tenggarong

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0