Rutan Balikpapan Overload Lima Kali Lipat

Balikpapan, Jumlah Penghuni di Rumah Tahanan Negara ( Rutan) Kelas IIB Balikpapan tercatat 957 orang sampai November 2017. Sebanyak 76 orang diantaranya adalah perempuan. Jika dibandingkan kapasitas ideal yakni 197 orang. Maka Rutan saat ini kelebihan penghuni hampir lima kali lipat.
Kepala Rutan Kelas IIB Balikpapan Febie Dwi Hartanto berharap adanya mutasi narapidana rutan membantu mengurangi penghuni. Seperti kemaren ( 22/11), sebanyak 25 penghuni dengan kasus narkoba dipindahkan ke Lapas Narkotika Samarinda. Sebelumnya, cukup lama rutan tidak dapat melakukan mutasi.
“Mereka yang dipindahkan

Balikpapan, Jumlah Penghuni di Rumah Tahanan Negara ( Rutan) Kelas IIB Balikpapan tercatat 957 orang sampai November 2017. Sebanyak 76 orang diantaranya adalah perempuan. Jika dibandingkan kapasitas ideal yakni 197 orang. Maka Rutan saat ini kelebihan penghuni hampir lima kali lipat.
Kepala Rutan Kelas IIB Balikpapan Febie Dwi Hartanto berharap adanya mutasi narapidana rutan membantu mengurangi penghuni. Seperti kemaren ( 22/11), sebanyak 25 penghuni dengan kasus narkoba dipindahkan ke Lapas Narkotika Samarinda. Sebelumnya, cukup lama rutan tidak dapat melakukan mutasi.
“Mereka yang dipindahkan memiliki masa hukuman di atas lima tahun. Kami berharap pemindahan akan dilakukan secara berkala†ujarnya. Mengapa secara berkala, kata Febie, sebab jika tidak maka penghuni rutan justru bertambah. Ini lantaran kejaksaan dan kepolisian terus mengirim penghuni baru.
“Jumlah sekarang sangat tidak sehat. Staf rutan hanya 56 orang. Satu orang mesti menjaga 17 orang, tapi kan tidak semua staf berada di bagian penjagaan, “imbuhnya. Dengan banyaknya jumlah penghuni, maka semakin tinggi pula konflik yang terjadi. Selain pengetatan penjagaan, upaya minimalisasi gangguan dari luar juga dilakukan
Sejak awal November, rutan telah memasang walkthourght metal detector. Pintu setinggi2,5 meter itu dimanfaatkan mencegah masuknya senjata tajam dan benda berbahaya lain ke rutan. Selain itu ada pemeriksaan barang dan badan. Proses pemeriksaan pengunjung dilakukan tidak sampai 3 menit. Sebab pada pukul 10.00 biasanya pembesuk membanjiri rutan. Sejak dipasang hingga kini belum didapati benda-benda berbahaya seperti sajam.
“ sebenarnya saya berharap ada alat pemindai X-ray dari Kemenkumham ( Kementerian Hukum dan Ham), Cuma tahun ini baru Lapas Kelas IIA Balikpapan yang mendapatkan,†kata pria yang menjabat sejak 5 Oktober lalu.
Sebenarnya, ungkap Febie dulu rutan memiliki jammer. Alat yang digunakan sebagai pengacau sigyal itu dipasang di empat titik blok yang ada. Hanya saja frekuensi dari jammer tersebut tidak bias di setting. Alhasil, rutan mendapatkan surat teguran dari warga dan instansi di sekitar agar mematikan alat tersebut.
“ Pengacau sinyal itu agar pembesuk maupun tahanan tidak bisa melakukan komunikasi dengan pihak luar sana, karena kan kita tidak tahu apa saja yang mereka bincangkan,†jelasnya. Dia berharap awal 2018, juga bisa menambah pemasangan CCTV maupun beberapa perangkat yang menambah keamanan didalam rutan. ( */Lil/tom/k18)
sumber:Â Koran Kaltim Post
What's Your Reaction?






