Skrining Kesehatan Warga Binaan, Lapas Banyuasin Deteksi Dini TBC

Banyuasin, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuasin menyelenggarakan kegiatan skrining kesehatan untuk penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) melalui pemeriksaan Rontgen Dada (Chest X-Ray/CXR). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO), serta didukung Global Fund TBC.
Skrining dilaksanakan untuk seluruh Warga Binaan dengan tujuan mendeteksi dini kasus TBC sekaligus mencegah penularan di lingkungan Lapas. Selain pemeriksaan Rontgen, kegiatan ini juga dilengkapi skrining gejala TBC, pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM), serta pemeriksaan HIV dan Hepatitis C bagi pasien yang positif TBC.
Kegiatan berlangsung di Aula Lapas selama lima hari, mulai Jumat (12/9) hingga Kamis (18/9), dengan target pemeriksaan 1.161 Warga Binaan. Pelaksanaan skrining dilakukan oleh Tirta Medical Center sebagai mitra pelaksana, atas kerja sama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tahapan skrining dimulai dengan pemeriksaan gejala TBC oleh petugas klinik Lapas, dilanjutkan pemeriksaan Rontgen Dada. Hasil pemeriksaan kemudian dianalisis oleh dokter untuk menegakkan diagnosis awal. Warga Binaan yang terindikasi terduga TBC akan menjalani pemeriksaan lanjutan berupa uji sputum (cek dahak) untuk memastikan diagnosis.
Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin, Tetra Destorie, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami berkomitmen menjaga kesehatan Warga Binaan. Skrining TBC ini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan cepat dan tepat. Dengan dukungan berbagai pihak, kami berharap lingkungan Lapas tetap sehat dan bebas dari penyakit menular,” ujarnya.
Sementara itu, Dokter Lapas Kelas IIA Banyuasin, dr. Fia Rahmawati, menegaskan pentingnya skrining sebagai upaya pencegahan. “Tuberkulosis masih menjadi salah satu penyakit menular dengan risiko tinggi di Lapas. Dengan skrining ini, kami bisa menemukan kasus lebih awal sehingga pengobatan segera diberikan dan penularan bisa ditekan,” jelasnya. (afn)
Kontributor: Humas Lapas Banyuasin
What's Your Reaction?






