Tahanan Buat Pengikat Batu Akik Berbahan Tempurung Kelapa

Trenggalek - Kreativitas dapat berkembang di mana saja. Tak terkecuali di dalam penjara sekalipun. Nah, berikut ini ada kisah menarik dari para narapidana dan tahanan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Trenggalek, yang mengembangkan kreatifitasnya dengan membuat membuat batu akik. Bagi mereka, hidup dalam penjara tak mengurangi semangat untuk mengembangkan kreativitas. Para warga binaan justru memanfaatkan masa pemidanaan dengan berkreasi membuat aneka batu akik dari batuan khas Trenggalek. Selain batu akik, para Napi juga membuat cincin akik atau emban dengan memanfaatkan batok atau tempurung kelapa. Kreativitas warga binaan ini pun mendapat respon positif dari pihak Rutan, dengan disediakan sejumlah mesin untuk memotong dan menghaluskan batu akik. Menurut para Napi, batu-batuan yang dipoles ini merupakan asli dari wilayah Trenggalek, mulai dari jenis Calsedon hingga batu fosil. Dengan terampil para napi melakukan pengolahan batu akik, batu yang telah disiapk

Tahanan Buat Pengikat Batu Akik Berbahan Tempurung Kelapa
Trenggalek - Kreativitas dapat berkembang di mana saja. Tak terkecuali di dalam penjara sekalipun. Nah, berikut ini ada kisah menarik dari para narapidana dan tahanan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Trenggalek, yang mengembangkan kreatifitasnya dengan membuat membuat batu akik. Bagi mereka, hidup dalam penjara tak mengurangi semangat untuk mengembangkan kreativitas. Para warga binaan justru memanfaatkan masa pemidanaan dengan berkreasi membuat aneka batu akik dari batuan khas Trenggalek. Selain batu akik, para Napi juga membuat cincin akik atau emban dengan memanfaatkan batok atau tempurung kelapa. Kreativitas warga binaan ini pun mendapat respon positif dari pihak Rutan, dengan disediakan sejumlah mesin untuk memotong dan menghaluskan batu akik. Menurut para Napi, batu-batuan yang dipoles ini merupakan asli dari wilayah Trenggalek, mulai dari jenis Calsedon hingga batu fosil. Dengan terampil para napi melakukan pengolahan batu akik, batu yang telah disiapkan para pemesan langsung dilakukan pemotongan dengan mesin. Selanjutnya dilakukan pembentukan sesuai dengan ukuran batu yang diinginkan. Sedangkan tahap terakhir adalah penghalusan dan mengkilapkan. Untuk mendapakan kilau yang sempurna, para napi memanfaatkan batang bambu sebagai medianya. Batu akik yang telah jadi, biasanya langsung dipasang pada cincin perak maupun emas, sesuai dengan keinginan pemesan. Namun selain itu ,di Rutan Trenggalek ini beberapa warga binaan juga membuat pengikat cincin untuk akik dengan bahan yang unik, yakni dari tempurung atau batok kepala. Untuk mendapatkan cincin yang bagus, membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Batok kepala yang biasanya dibakar, dipotong sesuai dengan ukuran cincin yang akan dipasang, selanutnya dihaluskan dan dirangkai denngan menggunakan lem khusus. Dan inilah hasil karya para narapidana di Rutan Kelas II B Trenggalek. Cincin akik tampak eksotis dengan unik. Sementara itu, Humas Rutan Trenggalek, Adi Santosa mengatakan, hasil karya warga binaan ini menarik minat sejumlah pecinta akik. Pemesan akik karya anak rutan tersebut beragam, mulai dari petugas rutan sendiri, pegawai kejaksaan, pengadilan hingga masyarakat umum. Bahkan beberapa akik rutan tersebut juga dikirim ke Surabaya. "Pihak rutan sengaja memfasilitasi para napi dengan berbagai peralatan, agar nantinya bisa menjadi bekal apabila telah bebas dari masa pemidanaan," kata Adi Santosa.(pul/**) Sumber : pojokpitu.com  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0