Tinjau Tiga Rutan di Jawa Tengah, Dirjenpas Dorong Penguatan Pembinaan, Ketahanan Pangan, dan Pembangunan Sarpras
Salatiga, INFO_PAS – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, lakukan peninjauan ke sejumlah Rumah Tahanan Negara (Rutan) di wilayah Jawa Tengah untuk melihat langsung kondisi pelayanan, pembinaan, hingga progres pembangunan sarana prasarana. Kunjungan ini mencakup Rutan Kelas IIB Salatiga, Rutan Kelas IIB Boyolali, dan Rutan Kelas I Surakarta, Senin (1/12).
Di Rutan Kelas IIB Salatiga, Dirjenpas lakukan pengecekan pada area hunian. Dengan kapasitas 56 orang dan terisi 182 Warga Binaan, kondisi overcrowded menjadi perhatian utama. Selain itu, ia meninjau dapur untuk memastikan kebersihan, alur distribusi, dan standar penyimpanan bahan makanan berjalan sesuai ketentuan. Blok hunian yang berstatus cagar budaya turut ditinjau sebagai bagian dari upaya pemeliharaan bangunan yang memerlukan penanganan khusus.
Mashudi menyampaikan pelayanan dasar harus tetap dijaga meskipun berada dalam kondisi yang terbatas. “Tidak boleh menjadi alasan menurunnya kualitas layanan. Standar dapur, hunian, dan kebutuhan harian Warga Binaan harus tetap dipenuhi,” ungkapnya.
Kunjungan berlanjut ke Rutan Kelas IIB Boyolali. Di lokasi ini, Dirjenpas melihat langsung pelaksanaan program pertanian, termasuk budidaya melon sweet lavender serta program ketahanan pangan yang dikembangkan melalui kelapa hibrida, cabai, lele, sawi, dan kacang panjang. Salah satu capaian yang ditunjukkan adalah panen lele sekitar 200 kilogram setiap tiga bulan. Hasil panen tersebut dibeli oleh vendor bahan makanan sebagai bagian dari pemenuhan 5% kontrak yang dialokasikan khusus untuk pemberdayaan ketahanan pangan Lapas/Rutan.
Dirjenpas juga meninjau Balai Latihan Kerja di mana Warga Binaan menghasilkan produk cocoshade dan keset sabut kelapa sebagai bagian dari kegiatan pembinaan kemandirian. Pada kesempatan ini, Mashudi memberikan arahan kepada PPK dan PBJ agar pengadaan bahan makanan lebih banyak melibatkan pengusaha lokal sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dan menegaskan pentingnya sinergi dengan pelaku usaha daerah.
“Pengadaan bahan makanan harus memberi dampak bagi masyarakat lokal. Libatkan pengusaha setempat agar keberadaan Rutan benar-benar menggerakkan ekonomi sekitar,” ujarnya.
Kunjungan berakhir di Rutan Kelas I Surakarta di mana bangunan blok hunian yang sedang dalam proses pembangunan menjadi fokus perhatian. Ia meminta seluruh jajaran mempercepat progres tanpa mengabaikan aspek pengamanan dan setiap pembangunan wajib melalui kajian kerawanan, mulai dari analisis titik rawan, akses, pemasangan CCTV, hingga mitigasi potensi gangguan keamanan.
Ke depannya, Pemasyarakatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, pembinaan, dan keamanan di seluruh Lapas dan Rutan agar terus menjadi manfaat bagi masyarakat. (df)
What's Your Reaction?


