Peserta ACCFA 2017 Berbagi Informasi Pemasyarakatan

Jakarta, INFO_PAS - Memasuki hari kedua pelaksanaan ACCFA 2017, Selasa (7/3) sejumlah delegasi menyampaikan paparannya tentang situasi dan kondisi Pemasyarakatan di negara masing-masing. Paparan pertama disampaikan oleh perwakilan delegasi Indonesia. Raja M. Zulfikar. "Saat ini rasio petugas adalah 1:57. Kapasitas yang hanya 120 ribu  orang kini dihuni oleh lebih dari 210 ribu orang. Kondisi over kapasitas butuh dukungan pemerintah untuk segera diatasi," tutur Raja. Delegasi Indonesia kembali menyampaikan paparan melalui Yosefis Bambang tentang teknologi pada fasilitas Pemasyarakatan. "Tanpa teknologi, kita tidak akan bisa melayani penghuni dengan baik. Masih ada tantangan seperti narkoba, ponsel, senjata tajam, dan barang terlarang lainnya," terang Bambang. Paparan selanjutnya disampaikan ole

Peserta ACCFA 2017 Berbagi Informasi Pemasyarakatan
Jakarta, INFO_PAS - Memasuki hari kedua pelaksanaan ACCFA 2017, Selasa (7/3) sejumlah delegasi menyampaikan paparannya tentang situasi dan kondisi Pemasyarakatan di negara masing-masing. Paparan pertama disampaikan oleh perwakilan delegasi Indonesia. Raja M. Zulfikar. "Saat ini rasio petugas adalah 1:57. Kapasitas yang hanya 120 ribu  orang kini dihuni oleh lebih dari 210 ribu orang. Kondisi over kapasitas butuh dukungan pemerintah untuk segera diatasi," tutur Raja. Delegasi Indonesia kembali menyampaikan paparan melalui Yosefis Bambang tentang teknologi pada fasilitas Pemasyarakatan. "Tanpa teknologi, kita tidak akan bisa melayani penghuni dengan baik. Masih ada tantangan seperti narkoba, ponsel, senjata tajam, dan barang terlarang lainnya," terang Bambang. Paparan selanjutnya disampaikan oleh delegasi Jepang, Yoshihiro Uchida, yang menuturkan masalah utama Pemasyarakatan di negaranya adalah gempa bumi, bangunan penjara yang tua, serta terbatasnya tempat. Ia juga memaparkan proyek renovasi pada penjara Tsuyama. "Kebijakan kami adalah membangun kembali fasilitas penjara dengan merenovasi fasilitas yang ada berdasarkan alokasi dan budget," jelasnya. Delegasi Korea yang diwakili oleh Um Dong Chul selanjutnya memaparkan lokasi penjara yang berada di lingkungan masyarakat atau komunitas. "Walaupun ada di tengah-tengah masyarakat, ada standar nasional terkait bangunan penjara yang tetap dijadikan pegangan," ungkapnya. Delegasi Indonesia melalui Ahmad Juhara menjadi peserta selanjutnya yang menyampaikan paparan. Dengan gamblang, ia mempresentasikan materi tentang kolaborasi arsitek dan planners dalam Pemasyarakatan di Indonesia. "Masalah yang dihadapi adalah over kapasitas, masalah aturan, isu pemerintah daerah, situasi darurat, serta bangunan yanng sudah tua," tutur Ahmad yang juga menilai dibutuhkan pendekatan yang humanis dalam merancang bangunan penjara. Selanjutnya, paparan disampaikan oleh perwakilan ICRC, Jean-Phillipe Dross, yang menjelaskan tentang standar dalam fasilitas Pemasyarakatan. "Harus ada kriteria yang diperhatikan, misalnya sel, klinik, toilet, dan lainnya," ujar Jean. Usai rehat siang, konferensi kembali dilanjutkan dengan mendengarkan paparan dari delegasi Papua Nugini, Filipina, Myanmar, Srilanka, Thailand, dan Bangladesh.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0