Akhiri Pemanjaan Koruptor

BERBATIK ria dan selalu tersenyum lebar. Itulah gaya terpidana korupsi Muhammad Nazaruddin. Ada pula gaya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, yang selain mengumbar senyum, juga acap menunjukkan jari metalnya. Lain lagi dengan terpidana mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang asyik update dengan Twitter di balik dinginnya tembok penjara. Gaya para koruptor tersebut membuat miris pegiat antikorupsi dari Universitas Andalas, Saldi Isra. Menurut dia, hal itu menunjukkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi belum menjerakan sehingga mereka bisa tampil ke publik tanpa rasa bersalah. "Segala bentuk pemanjaan harus dihapus agar efek jera memberikan dampak bagi pemberantasan korupsi," ujar peraih Bung Hatta Award itu saat dihubungi menanggapi peringatan Hari Antikorupsi Internasional, kemarin. Terpisah, Ketua KPK Abraham Samad mengajak semua pihak bersinergi memberantas korupsi. "Ini saat yang tepat untuk menegakkan integritas serta menjadikan korupsi seba

Akhiri Pemanjaan Koruptor
BERBATIK ria dan selalu tersenyum lebar. Itulah gaya terpidana korupsi Muhammad Nazaruddin. Ada pula gaya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, yang selain mengumbar senyum, juga acap menunjukkan jari metalnya. Lain lagi dengan terpidana mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang asyik update dengan Twitter di balik dinginnya tembok penjara. Gaya para koruptor tersebut membuat miris pegiat antikorupsi dari Universitas Andalas, Saldi Isra. Menurut dia, hal itu menunjukkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi belum menjerakan sehingga mereka bisa tampil ke publik tanpa rasa bersalah. "Segala bentuk pemanjaan harus dihapus agar efek jera memberikan dampak bagi pemberantasan korupsi," ujar peraih Bung Hatta Award itu saat dihubungi menanggapi peringatan Hari Antikorupsi Internasional, kemarin. Terpisah, Ketua KPK Abraham Samad mengajak semua pihak bersinergi memberantas korupsi. "Ini saat yang tepat untuk menegakkan integritas serta menjadikan korupsi sebagai musuh bersama sehingga semakin banyak masyarakat yang menyebarkan pesan antikorupsi," jelas Abraham saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Antikorupsi Internasional di Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kemarin. Seiring dengan ditetapkannya korupsi sebagai kejahatan luara biasa (extra-ordinary crime), sesuai konsideran UU No 20/2001 tentang Perubahan UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menurut Saldi koruptor jangan diistimewakan. Karena itu, kata Saldi, pertama, miskinkan koruptor. "Motivasi koruptor ialah memperkaya diri hingga tujuh turunan. Langkah pemiskinan sangat ampuh untuk menjerakan." Kedua, lanjutnya, hilangkan remisi alias diskon hukuman. Ketiga, cabut hak politik terpidana korupsi. "Semua itu bisa dilakukan via putusan hakim," pungkas Guru Besar FH Unand itu. Perlakuan yang sama Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menduga perlakuan istimewa koruptor karena kegamangan penegak hukum."Kebanyakan koruptor ialah pelaku politik. Penegak hukum takut diprotes oleh pejabat publik lain," papar Donal. Di Tiongkok atau Korea Selatan, lanjutnya, koruptor disamakan dengan pelaku kriminal, seperti diborgol dan mengenakan baju tahanan ketika sidang. Menurut Donal, standar secara umum harus diterapkan. Jika tersangka masuk ruang tahanan, tahanan digunduli. "Tapi mana pernah koruptor digunduli," cetusnya. Pada bagian lain, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengatakan masyarakat harus menjatuhkan  sanksi sosial, yakni tidak menerima sumbangan dari koruptor. "Tidak ada lagi toleransi pada koruptor," ucapnya. Deputi Pencegahan KPK yang juga juru bicara KPK Johan Budi SP mengaku pihaknya tengah mengkaji tuntutan ongkos sosial dan hukuman sosial bagi koruptor. "Semisal dalam kasus korupsi jembatan, dan jembatan itu roboh serta merugikan masyarakat, maka akan dihitung berapa kerugian yang akan harus dibayar oleh mereka (pelaku)," tutur Johan. Upaya pemberantasan korupsi dari hilir dilakukan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dengan membentuk sistem pelayanan satu atap. "Sistem baik yang kita bangun akan sangat mengurangi (korupsi)," kata Presiden Jokowi di Yogyakarta, kemarin. (AT/FU/SU/X-6) Sumber : @mediaindonesia.com  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0